Nih Al-Khazini - Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Gravitasi

Al-Khazini ialah seorang ilmuwan yang berasal dari Bizantium atau Yunani, ia merupakan saintis Muslim serbabisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Beliau telah memberi bantuan yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. Charles C Jilispe, editor  Dictionary of Scientyfic Bibliography menjulukinya dengan ''Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.''

Al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan bermacam-macam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi.

Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ''al-Khazini'' yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII mengungkapkan: "Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini ialah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa."

Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi  yang lalu berkembang di Eropa. Al-Khazini telah berjasa dalam meletakkan fondasi bagi pengembangan mekanika klasik di era Renaisans Eropa.


Biografi

Menurut Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk "Multicultural Perspectives in Science Education: One Prescription for Failure", Al-Khazini yang berjulukan lengkap Abdurrahman al-Khazini hidup di kala ke-12 M. Dia berasal dari Bizantium atau Yunani. Al-Khazini menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, sehabis kerajaan Islam itu menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar  Konstantinopel, Romanus IV Diogenes.

Al-Khazini berjulukan lengkap Abdurrahman al-Khazini lalu dibawa ke Merv, sebuah metropolitan terkemuka pada Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan sekarang Turkmenistan. Sebagai seorang budak, nasib al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang berjulukan al-Khazin, ia diberi pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematika dan filsafat.

Al-Khazini juga dikirimkan untuk mencar ilmu pada seorang ilmuwan dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, ia mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat.  Menurut Boris Rosenfeld (1994) dalam bukunya "Abu'l-Fath Abd al-Rahman al-Khazini, ketika itu Omar Khayyam juga menetap di kota Merv.

Karena kecerdasannya, Al-Khazini bermetamorfosis menjadi seorang ilmuwan berpengaruh. Ia menjadi seorang matematikus terpandang yang eksklusif berada di bawah perlindungan, Sultan Ahmed Sanjar,  penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya, dongeng dan perjalanan hidup al-Khazini tak banyak terekam dalam buku-buku sejarah.

Salah Zaimeche PhD (2005) dalam bukunya berjudul Merv menuturkan, al-Khazini ialah seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh, ia tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, al-Khazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1.000 keping emas (dinar) dari seorang istri Emir Seljuk.

''Ia hanya merasa cukup dengan uang tiga dinar dalam setahun,'' papar Zaimeche.

Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar menyerupai Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi,  Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, aliran al-Khazini juga sangat kuat bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini ialah Gregory Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada kala ke-13 M.

Al-Khazini wafat pada kala ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-pemikiran yang telah diwariskannya bagi peradaban dunia hingga sekarang masih tetap abadi dan dikenang.


Kontribusi

Salah satu bantuan penting yang diwarisakan al-Khazini dalam bidang astronomi ialah Tabel Sinjaric. Tabel itu dituliskannya dalam sebuah risalah astronomi bertajuk  az-Zij as-Sanjari. Dalam manuskrip itu, ia menjelaskan jam air 24 jam yang didesain untuk kegunaan astronomi. Inilah salah satu jam astronomi pertama yang dikenal di dunia Islam.

Khazini ialah seorang ilmuwan yang berasal dari Bizantium atau Yunani Nih Al-Khazini - Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Gravitasi
Tabel Sinjaric
Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan perihal  posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-Khazini's Zij as-Sanjari itu lalu diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh  Gregory Choniades pada kala ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi tumpuan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium.

Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada  1121 M itu mengungkapkan belahan penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail aliran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan dan  hidrostatika.

Selain menjelaskan pemikirannya perihal teori-terori itu, al-Khazani juga menguraikan perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya. Dalam bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa peralatan yang diciptakan ilmuwan pendahulunya menyerupai araeometer buatan Pappus serta  pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni.

Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah karya ilmiah Muslim yang paling esensial perihal mekanika dan hidrostatika, dan terutama studi mengenai sentra gravitasi. Dalam buku itu pula, al-Khazini mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian obyek hingga ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang berdasarkan K Ajram  dalam The Miracle of Islamic Science  hanya tercapai pada kala ke 20 M.

Al-Biruni and al-Khazini merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali berbagi metode ilmiah dalam bidang ilmu keseimbangan atau statika dan dinamika. Metode itu dikembangkan untuk memilih berat yang didasarkan pada teori kesembangan dan berat. Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan ilmu statika dan dinamika ke dalam ilmu gres berjulukan mekanika.

Selain itu, mereka juga menggabungkan ilmu hidrostatika dengan dinamika sehingga melahirkan ilmu gres berjulukan hidrodinamika. Mereka juga menerapkan teori rasio matematika dan teknik infinitesimal  serta memperkenlkan aljabar dan teknik penghitunang ke dalam statika.  Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya juga merupakan yang pertama mengeneralisasi teori sentra gravitasi dan mereka ialah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi.


Sumbangan Sang Ilmuwan

Al-Khazini sungguh luar biasa. Ilmuwan Muslim dari kala ke-12 M itu tak hanya mencetuskan sejumlah teori penting dalam fisika dan astronomi. Namun, ia juga berhasil membuat sejumlah peralatan penting untuk penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting.

Ketujuh peralatan yang diciptakannya itu dituliskannya dalam Risala fi'l-alat atau Manuskrip perihal Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu ialah triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran dan sektan, astrolab serta peralatan orisinil perihal refleksi.

Selain berjasa berbagi fisika dan astronomi, al-Khazimi juga turut membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, ia menulis perihal evolusi dalam kimia dan biologi. Dia membandingkan transmutasi unsur dengan transmutasi spesies.

Secara khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi ''berat''. Menurut dia,  berat merupakan gaya yang inheren dalam badan benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap sentra bumi dan terhadap sentra benda itu sendiri.  Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan.

Al-Khazini juga memiliki gagasan mengenai imbas temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan menunjukan suatu hipotesis perihal kerapatan air ketika ia berada erat sentra bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya.

Al-Khazini pun telah banyak melaksanakan observasi mengenai kapilaritas dan memakai aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair, teori perihal tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk pengukuran waktu. (Ref: merdeka.com)
Related Posts