Nih Sejarah Inovasi Aktinium
Sebagai logam radioaktif lunak, berwarna putih keperakan, aktinium bereaksi cepat dengan oksigen dan uap air di udara membentuk lapisan putih aktinium oksida yang mencegah oksidasi lebih lanjut. Seperti kebanyakan lantanida dan aktinida, aktinium mempunyai tingkat oksidasi +3 di hampir semua senyawa kimianya.
Aktinium hanya ditemukan dalam jumlah renik di bijih uranium dan thorium sebagai isotop 227Ac, yang meluruh dengan waktu paruh 21,772 tahun, dengan didominasi emisi partikel beta dan adakala alfa, dan 228Ac, yang beta aktif dengan waktu paruh 6,15 jam. Satu ton uranium alami dalam bijihnya mengandung sekitar 0,2 miligram aktinium-227, dan satu ton torium alami mengandung sekitar 5 nanogram aktinium-228.
Kemiripan sifat fisika dan kimia aktinium dan lantanum menciptakan pemisahan aktinium dari bijihnya menjadi tidak praktis. Sebagai gantinya, unsur ini disiapkan, dalam jumlah miligram, dengan iradiasi neutron 226Ra dalam sebuah reaktor nuklir. Karena kelangkaannya, harganya yang tinggi dan radioaktivitasnya, aktinium tidak berkhasiat industri yang signifikan. Aplikasinya ketika ini termasuk sumber neutron dan zat untuk radioterapi yang menyasar sel kanker di dalam tubuh.
Sejarah Penemuan
André-Louis Debierne, seorang kimiawan Prancis, mengumumkan inovasi unsur gres pada tahun 1899. Dia memisahkannya dari residu pitchblende yang ditinggalkan oleh Marie dan Pierre Curie setelah mereka mengekstraksi radium. Pada tahun 1899, Debierne menggambarkan zat itu serupa dengan titanium dan (pada tahun 1900) sebagai ibarat dengan torium. Friedrich Oskar Giesel secara terpisah menemukan aktinium pada tahun 1902 sebagai zat yang ibarat dengan lantanum dan menyebutnya "emanium" pada tahun 1904. Setelah membandingkan waktu paruh zat yang ditentukan oleh Debierne, Harriet Brooks pada tahun 1904, dan Otto Hahn serta Otto Sackur pada tahun 1905, pilihan nama Debierne untuk unsur gres ini dipertahankan alasannya ialah pertimbangan senioritas, meskipun terdapat kontradiksi sifat kimia yang ia klaim untuk unsur ini pada waktu yang berbeda.
Artikel yang diterbitkan pada tahun 1970an dan lalu menawarkan bahwa hasil Debierne yang diterbitkan pada 1904 bertentangan dengan yang dilaporkan pada tahun 1899 dan 1900. Selanjutnya, kimia aktinium yang diketahui kini ini menghalangi kehadirannya sebagai sesuatu selain konstituen minor dari hasil Debierne pada tahun 1899 dan 1900.
Sebenarnya, sifat kimia yang ia laporkan menciptakan kemungkinan ia telah, secara tidak sengaja mengidentifikasi protaktinium, yang tidak akan ditemukan selama empat belas tahun lagi, hanya untuk membuatnya menghilang alasannya ialah hidrolisis dan adsorpsi pada peralatan laboratoriumnya. Hal ini menimbulkan beberapa penulis menganjurkan semoga Giesel sendiri yang harus diberi kredit dengan inovasi tersebut.
Visi inovasi ilmiah yang lebih adem diajukan oleh Adloff. Dia menyarankan semoga kritik terhadap publikasi awal harus dimaklumi dengan keadaan radiokimia yang gres lahir: dengan menyoroti kehati-hatian klaim Debierne di surat kabar awal, ia mencatat bahwa tidak ada yang sanggup beropini bahwa zat Debierne tidak mengandung aktinium. Debierne, yang kini dianggap oleh sebagian besar sejarawan sebagai penemunya, kehilangan minat pada unsur tersebut dan meninggalkan topik tersebut. Giesel, di sisi lain, akan sanggup dikreditkan dengan pertama diberi kredit dengan preparasi pertamanya atas aktinium murni secara radiokimia dan dengan identifikasi dari nomor atomnya 89.
Nama actinium berasal dari bahasa Yunani kuno aktis, aktinos (ακτίς, ακτίνος), yang berarti cahaya atau sinar. Simbolnya, Ac, juga dipakai dalam kependekan senyawa lain yang tidak ada hubungannya dengan aktinium, ibarat asetil, asetat dan terkadang asetaldehida.
Profil André-Louis Debierne
André-Louis Debierne (14 Juli 1874 - 31 Agustus 1949) ialah spesialis kimia Perancis dan dianggap sebagai penemu elemen aktinium.
Debierne berguru di elit École supérieure de physique et de chimie industri de la ville de Paris (ESPCI ParisTech). Ia ialah seorang mahasiswa Charles Friedel, ialah teman akrab Pierre dan Marie Curie dan dikaitkan dengan pekerjaan mereka. Pada tahun 1899, ia menemukan unsur radioaktif aktinium, sebagai hasil dari melanjutkan kerja dengan pitchblende yang telah diawali oleh Curies.
Setelah janjkematian Pierre Curie pada tahun 1906, Debierne membantu Marie Curie melanjutkan dan bekerja dengannya dalam pengajaran dan penelitian.
Pada tahun 1910, ia dan Marie Curie menyiapkan radium dalam bentuk logam dalam jumlah yang terlihat. Mereka tidak menyimpannya logam, namun. Setelah menawarkan keberadaan logam sebagai duduk kasus keingintahuan ilmiah, mereka mengubahnya kembali menjadi senyawa yang dengannya mereka sanggup melanjutkan penelitian mereka.
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Actinium
Related Posts