Nih Winardi Sutantyo - Aktivis Teori Terbentuknya Bintang Ganda

 Penggagas Teori Terbentuknya Bintang Ganda Nih Winardi Sutantyo - Penggagas Teori Terbentuknya Bintang Ganda
Prof. Dr. Winardi Sutantyo
Sumber: 
www.fisikanet.lipi.go.id 
Prof. Dr. Winardi Sutantyo ialah spesialis astrofisika Indonesia. Bidang penelitiannya ialah wacana supernova, bintang ganda pemancar sinar X dan pulsar.

Winardi Sutantyo lahir di Surakarta pada 19 Mei 1944. Minatnya yang besar pada astronomi, membawa Winardi untuk menuntaskan studinya di Astronomi ITB pada tahun 1971 dan melanjutkan pendidikan Doktor di Institut Astronomi Amsterdam pada tahun 1975 bawah bimbingan pakar bintang ganda ternama Prof. EPJ Van den Heuvel. Relasi guru dan murid diantara keduanya memang tak pernah putus.


Karya penting di bidang astronomi

Di kalangan astronom internasional, Winardi Sutantyo dikenal sebagai orang pertama yang mengemukakan teori terbentuknya Bintang Ganda Pemancar Sinar-X Bermassa Kecil (lebih dikenal sebagai Low Mass X-ray Binaries atau LMXB dalam istilah astronomi internasional). Model ini dikembangkan dalam menjelaskan terbentuknya Her X-1, sebuah obyek pemancar sinar-X di rasi Hercules.

Dia menjelaskan bahwa semoga sistem menyerupai Her X-1 sanggup bertahan, maka haruslah terdapat bintang ganda yang sangat berdekatan dengan beda massa yang sangat besar. Dalam perkara ini, lantaran adanya perbedaan evolusi antara kedua komponen tersebut (komponen yang besar akan ber-evolusi lebih dulu daripada komponen yang kecil, lihat evolusi bintang), maka bintang bermassa kecil akan mendapatkan massa dari komponen yang besar (proses transfer massa) segera sesudah komponen yang besar ini mengembang dan mencapai batas Roche lobe. Hasilnya, pecahan terluar (yang kebanyakan terdiri dari hidrogen) dari bintang bermassa besar akan hilang ke angkasa sebagai angin bintang, alasannya ialah bintang bermassa kecil tidak sanggup menampung anutan massa tersebut dikarenakan Roche-lobenya yang kecil. Pada fase ini, kedua bintang dikatakan berada pada tahap selubung bersama. Hilangnya massa juga mengakibatkan hilangnya momentum sudut sehingga kedua bintang akan semakin mendekat sehingga Roche-lobe masing-masing akan semakin mengecil. Mengecilnya Roche lobe dan hilangnya massa di permukaan akan menciptakan bintang bermassa besar menyerupai "ditel4nj4ng!", dan menampakkan pada dasarnya yang sedang melangsungkan pembakaran helium.

"Bintang helium" ini ialah sebuah bintang yang sangat tidak stabil dan merupakan calon supernova. Ketika supernova meledak, akan sanggup menendang pasangannya menjauh. Supernova ini pada jadinya akan ber-evolusi menjadi bintang netron. Ketika bintang bermassa kecil mulai ber-evolusi lebih lanjut, beliau akan mengembang dan akan sanggup mengisi Roche-lobe-nya, sampai terjadi proses transfer massa untuk kedua kalinya. Proses transfer massa yang kedua inilah yang pada jadinya menjadi sumber pemancar sinar-X, yaitu dikala bintang bermassa kecil memperlihatkan massanya kepada bintang netron.

Karya penting lainnya ialah klarifikasi mengenai sumber sinar-X yang ada di gugus bola. Winardi menduga bahwa sumber sinar-X ini disebabkan oleh sebuah tumbukan antara bintang raksasa dengan bintang netron.


Karya di bidang lain

Ia ialah penulis beberapa seri buku komputer, di antaranya "Secepat dan Semudah 123", seri "Menggunakan Microsoft Office Word", seri "Menggunakan Microsoft Office Excel", "Pemrograman dBASE III plus".


Kematian

Winardi sempat ikut merayakan ulang tahun gurunya yang ke-65 di Belanda tak usang sesudah Asia Pacific Regional IAU Meeting 2005 selesai.

Tak usang sesudah kembali dari Belanda, Winardi digerogoti sakit yang perlahan-lahan telah mengganggu tubuhnya semenjak tahun 2002. Pada jadinya sakit yang ia derita membawanya kembali ke peraduan Tuhan yang mengasihinya.

Winardi yang diangkat sebagai guru besar Astronomi ITB pada tahun 2005 itu jadinya tutup usia pada tanggal 10 Maret 2006 di usia yang ke-61. Ia meninggalkan seorang istri, Asih Trisnawati, yang dinikahinya tahun 1971, serta dua orang putri, Nani dan Lidwina.