Nih Penemu Jangka Sorong - Pierre Vernie (1580-1637)

Jangka sorong ialah alat ukur yang ketelitiannya sanggup mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bab membisu dan bab bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian ialah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan 0.01 untuk yang di atas 30 cm.

Jangka sorong ialah alat ukur yang ketelitiannya sanggup mencapai seperseratus milimeter Nih Penemu Jangka sorong -  Pierre Vernie (1580-1637)
Jangka sorong Vernier caliper
Penemu jangka sorong ialah Pierre Vernie, seorang matematikawan dan penemu instrumen asal Perancis. Dia ialah penemu dan eponim dari skala vernier yang dipakai dalam mengukur perangkat. Alat tersebut kini terkenal dengan nama "Jangka Sorong."

Ia dilahirkan di Ornans , Perancis, pada 1580, ia diajar sains oleh ayahnya. Dia lalu menjadi kapten dan castellan kastil di Ornans, untuk Raja Spanyol. Dia juga anggota dewan lalu dan eksekutif jenderal ekonomi di Kabupaten Burgundy .

Di Brussels , pada 1631, ia menerbitkan, risalahnya La konstruksi, l'usage, et les propriétés du kuadrat nouveau de mathématique, dan mendedikasikannya kepada Infanta. Di dalamnya ia menggambarkan perangkat pandai yang kini menyandang namanya, skala yang lebih tinggi.

Untuk kuadran dengan skala primer dalam setengah derajat, Vernier mengusulkan untuk melampirkan sektor yang sanggup digerakkan, tiga puluh satu setengah derajat panjangnya tetapi dibagi menjadi tiga puluh bab yang sama (masing-masing bab terdiri dari setengah derajat ditambah satu menit). Dalam mengukur sudut, menit sanggup dengan gampang diperhitungkan dengan memperhatikan garis divisi mana dari sektor tersebut bertepatan dengan garis pembelahan kuadran.

Nama vernier kini diterapkan pada skala bergerak kecil yang menempel pada caliper, sekstan, barometer, atau instrumen lulus lainnya dan diberikan oleh Jérôme Lalande. Lalande mengatakan bahwa nama sebelumnya, nonius sesudah Pedro Nunes, milik lebih baik untuk inovasi yang berbeda. Nama nonius terus diterapkan ke vernier sampai awal era ke-19.