Nih Herawati Sudoyo - Dokter, Peneliti, Dan Penganalisa Dna Forensik
Gambaran tiga dimensi DNA |
Herawati Sudoyo lahir pada 2 November 1951 di Kediri. Ayahnya yaitu seorang tentara dan ibunya yaitu mahasiswi jurusan aturan saat menikah dengan ayahnya. Sejak kecil ia bercita-cita ingin menjjadi arsitek. Sayangnya ia terhambat kasus manajemen saat akan mendaftar ke Institut Teknologi Bandung dan hasilnya mendaftar ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Akan tetapi ketertarikannya pada bidang interior masih tampak dari caranya menata ruang kerjanya di Lembaga Biologi Molekul Eijikman.
Herawati Sudoyo menikah dan mempunyai dua orang anak.
Penelitian
Teknik Analisis DNA
Metode Hera berawal dari ledakan bom bunuh diri di depan Kedutaan Besar Australia atau Bom Kedubes Australia 2004, pada tanggal 9 September 2004. Saat itu pihak Polisi Republik Indonesia ditantang untuk segera mengidentifikasi pelaku dan mengungkap kelompok di baliknya. Kejadian itu menewaskan 10 korban dan mencederai lebih dari 180 orang. Mobil boks yang mengangkut bom hancur total dan tak ada bab badan yang memungkinkan untuk diidentifikasi dengan metode konvensional, menyerupai sidik jari, profil gigi, apalagi pengenalan wajah. Persoalan berikutnya, bagaimana memilih mana pelaku dan mana korban? Solusi duduk kasus pertama yaitu identifikasi DNA.
Singkatan dari deoxyribonucleic acid, DNA yaitu rantai isu genetik yang diturunkan. DNA inti mengandung isu dari orangtua: ayah dan ibu. Persoalan kedua diatasi dengan menyebarkan taktik pengumpulan dan investigasi kepingan badan berbasis prediksi trajektori ledakan bom dan posisi pelaku. Sebagai orang yang paling bersahabat dengan bom, kepingan pelaku akan terlontar lebih jauh dibanding kepingan korban.
Teori yang dikembangkan tim Hera bersama Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polisi Republik Indonesia ternyata betul. Jaringan badan yang berasal dari tempat-tempat terjauh mempunyai profil DNA yang sama. Hasil ini lalu dibandingkan dengan profil DNA keluarga bersahabat yang dicurigai. Kurang dari dua minggu, tim adonan Eijkman-Polri berhasil mengidentifikasi pelakunya. Disebut Disaster Perpetrator Identification (DPI), teknik ini melengkapi Disaster Victim Identification (DVI) yang biasa dipakai untuk identifikasi korban tragedi massal.
Penelitian mengenai genetika insan Indonesia dengan fokus keragaman genetik terkait dengan penyebaran penyakit memang salah satu aktivitas Lembaga Eijkman. Demikianlah, suatu penelitian dasar telah mengatakan fungsinya sebagai penunjang kepentingan terapan. Database genom populasi tidak sekadar menguak kejahatan. Variasi DNA sanggup mengatakan struktur kekerabatan populasi, teladan migrasi, sampai penyakitnya.
Penelitian DNA Madagascar dan Indonesia
Dr. Herawati Sudoyo beserta dengan Murray P. Cox, Michael G. Nelson (Selandia Baru), Meryanne K. Tumonggor (Arizona), Francois-X. Ricaut (Prancis) menyimpulkan bahwa nenek moyang penduduk Madagaskar yaitu orang Indonesia. Studi yang dilakukan semenjak tahun 2005 tersebut, dilakukan dengan melaksanakan pencocokan DNA. 2.745 sampel penduduk Indonesia yang berasal dari 12 pulau yaitu Sumatera, Nias, Mentawai, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumba, Flores, Lembata, Alor, Pantar dan Timor, dicocokkan dengan 266 sampel penduduk Madagaskar. Sampel DNA penduduk Madagaskar berasal dari tiga kelompok besar etnik yang dibedakan menurut budaya dan daerah tinggal, yaitu: Mikea (pemburu), Vezo (nelayan), dan Merina (dataran tinggi). Marka genetik yang dipakai yaitu DNA mitokondria, kromosom Y. Kami mengambil sampel darah dari penduduk Indonesia dan Madagaskar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, dari 2.745 sampel DNA Indonesia, 45 orang membawa motif Malagasi. Di mana motif tersebut terdapat pada 58 sampel dari 226 total sampel penduduk Madagaskar. Hasil uji DNA ini menandakan adanya kekerabatan darah antara penduduk Madagaskar dan Indonesia. Hasil pemetaan genetik di Indonesia terdahulu, memperlihatkan citra sejajar antara penyebaran bahasa dengan penyebaran variasi genetik.
Pendidikan
- S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) (1977)
- S-2 Fakultas Pascasarjana UI (1985)
- S-3 Departemen Biochemistry Monash University,1990
Karier
- Staf Pengajar Bagian Biologi FK-UI (1978-sekarang)
- Pendiri Lembaga Biologi Molekuler Eijikman (1993)
- Ketua Tim Unit Identifikasi DNA Forensik Lembaga Eijkman (2004-sekarang)
- Staf Pengajar PTIK, agenda Pascasarjana Universitas Hasanuddin dan Universitas Diponegoro (2005, 2006, 2007-sekarang)
Penghargaan
- Habibie Award (2008)
- Australian Alumni Award of Scientific and Research Inovation (2008)
- Wing Kehormatan Kedokteran Kepolisian (2007)
- Penerima Riset Unggulan Terpadu (1993-1996)
- Thrid Word Academy of Science Award (1992)
- Toray Foundation Research Award (1991-1992)
Sumber: Wikipedia
Related Posts