Nih Lynn Margulis - Pencetus Teori Symbiogenesis
Margulis menemukan teorinya wacana endosimbiosis ketika ia menjadi seorang pengajar anabawang di Boston University. Publikasi landmark-nya, "On the Origin of Mitosing Sel" keluar pada tahun 1967, sehabis ditolak oleh sekitar lima belas jurnal. Diabaikan selama satu dekade, teorinya menjelaskan bahwa organel sel ibarat mitokondria dan kloroplas dulunya basil independen diterima luas sehabis itu dibuktikan dengan bukti-bukti genetik. Dia memperluas gagasan bahwa simbiosis merupakan salah satu kekuatan pendorong utama dari evolusi. Teorinya juga membuatnya pendukung Gaia hipotesis, menurut pandangan gres yang dikembangkan oleh ilmuwan lingkungan Inggris, James Lovelock..
Berbagai dicap sebagai "Science's Unruly Earth Mother", atau "pemberontak" ilmiah. Margulis yakni seorang kritikus teori Charles Darwin wacana seleksi sedikit demi sedikit dan teori evolusi moder . Dia secara eksplisit menyatakan bahwa beliau yakni seorang Darwinis, tetapi tidak neo-Darwinis, posisi yang memicu perdebatan seumur hidup dengan hebat biologi terkemuka Darwin, seeprti Richard Dawkins, George C. Williams, dan John Maynard Smith.
Margulis yakni anggota dari US National Academy of Sciences dari 1983. Untuk penemuan ilmiahnya, Presiden Bill Clinton memberinya National Medal of Science pada tahun 1999. Linnean Society of London yang diberikan padanya Darwin-Wallace Medal pada tahun 2008.
Teori Serial endosimbiosis Evolusi eukariotik
Lynn Margulis merupakan Pencetus Teori Serial endosimbiosis modern. Pada tahun 1981, Margulius dengan edisi pertama yang berjudul simbiosis eolution, dimana awal gagasanya menyatakan bahwa sel eukariotik berinterkasi, bergabung dalam urutan tertentu. Nenek moyang dahulunya mendapatkan organel tersebut dari dalam sel inangnya baik yang menjadi mangsanya maupun parasite internal, selanjutnya hubungan itu berubah menjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua organisme, saling bergantung dan karenanya berevolusi.
Dalil bahwa nenek moyang mitokondria yang hidup bebas, ibarat halnya Daptobacter dan Bdellovibrio, yang menyebarkan kemampuan untuk secara efisien bernafas dengan memanfaatkan oksigen (Margulis dan Sagan 1987).
Sepanjang tulisannya, Margulis menyatakan simbiosis yang merupakan kekuatan pendorong utama di balik evolusi. Menurutnya, kerja sama, interaksi, dan saling ketergantungan di antara bentuk kehidupan diperbolehkan untuk dominasi global yang karenanya hidup. Akibatnya, gagasan evolusi Darwin sebagai "survival of the fittest," yakni sebuah kompetisi yang terus-menerus antara individu dan spesies, dinilai tidak lengkap. Menurut Margulis dan Sagan (1986), "Hidup tidak mengambil alih dunia dengan pertempuran, tetapi oleh jaringan." Daripada fokus semata-mata pada pembatalan pesaing, pandangan Margulis lebih mengutamakan simbiosis.
Penemuan awal yang penting dalam mendukung Teori Serial endosimbiosis terjadi di laboratorium Kwang W. Jeon, spesialis biologi University of Tennessee. Jeon menyaksikan pembentukan simbiosis amuba-bakteri simbion basil yang gres menjadi terintegrasi dalam host amuba (Jeon 1991). Pada tahun 1966, ketika pertama kali terinfeksi basil amuba, mereka mengaplikasikannya untuk host ataupun materi percobaan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa amuba terinfeksi selamat dan menjadi tergantung pada endosymbion. Jeon pertanda integrasi ini dengan melaksanakan transplantasi inti antara amuba terinfeksi dan amuba netral. Jika dibiarkan saja, para amuba hybrid meninggal dalam hitungan hari. Namun kalau ia merupakan bentukan bibit unggul ini dengan simbiosis, amuba pulih dan hidup serta kembali berkembang (Margulis dan Sagan 1987). Penemuan ini berfungsi untuk menawarkan prosedur utama pembentukan el gres yang terbentuk melauli system endosimbiosis (Jeon 1991).
Simbiosis sebagai kekuatan evolusi
Margulis merumuskan teori yang menjelaskan hubungan simbiosis antara organisme dari filum sering berbeda atau kingdom yakni kekuatan pendorong dari evolusi. Variasi genetik terjadi sebagai jawaban dari transfer info nuklir antara sel basil atau virus dan sel eukariotik. Ide organel nya diterima secara luas, namun hubungan simbiosis sebagai metode yang memperkenalkan variasi genetik dianggap pandangan gres yang biasa saja.
Hipotesis Gaia
Hipotesis Gaia, teori Gaia, atau prinsip Gaia, yakni hipotesis atau teori ekologis yang menyatakan bahwa biosfer dan komponen-komponen fisik Bumi (atmosfer, kriosfer, hidrosfer, dan litosfer) saling menyatu untuk membentuk sistem interaksi yang menjaga keadaan iklim dan biogeokimia Bumi dalam keseimbangan. Hipotesis ini umumnya dideskripsikan menganggap Bumi sebagai suatu organisme tunggal, sebagai suatu sistem yang hidup dan mempunyai hukum sendiri.
Hipotesis ini diusulkan oleh James Lovelock. Teori ini dinamai dari dewi Bumi Gaia.
Teori Gaia diacuhkan dan dikritik oleh ilmuwan-ilmuwan. Pada tahun 1981, W. Ford Doolittle menyatakan bahwa tidak ada satu pun genom organisme yang bisa memuat info genetik wacana prosedur umpan balik ibarat yang diusulkan oleh hipotesis ini, sehingga hipotesis Gaia tidak ilmiah. Richard Dawkins dalam bukunya The Extended Phenotype menolak kemungkinan bahwa prosedur umpan balik sanggup menstabilkan suatu sistem, dan menyatakan bahwa organisme-organisme tidak bisa bertindak bersamaan alasannya akan memerlukan pandangan ke depan dan perencanaan dari mereka.
Lima kerajaan kehidupan
Perbedaan antara fungi dan organisme lain flora semakin mencolok. Di satu sisi Haeckel pernah memindah fungi ke dalam Protista. Robert Whittaker menambahkan fungi sebagai kingdom tambahan. Sistem lima kingdom diusulkan pada tahun 1969, dan modifikasinya masih dipakai di sebagian kecil publikasi ketika ini. Perbedaannya yakni di nutrisi; Plantae autotrof bersel banyak, Animalia heterotrof bersel banyak, dan Fungi yakni saprotrof bersel banyak. Dua kingdom sisanya, Protista dan Monera, mencakup koloni bersel sederhana dan bersel satu. Sistem lima kingdom sanggup dikombinasikan dengan sistem dua empire.
Seluruh kehidupan di bumi secara tradisional diklasifikasikan ke dalam lima kerajaan, ibarat yang diperkenalkan oleh Robert Whittaker pada tahun 1969. Margulis menjadi pendukung serta kritikus. Kritik dalam pengertian bahwa ia yakni orang pertama yang mengenali keterbatasan penjabaran mikroba Whittaker. Namun penemuan organisme baru, ibarat archaea, dan munculnya taksonomi molekuler menantang konsep. Pada pertengahan 2000-an, kebanyakan ilmuwan mulai oke bahwa ada lebih dari lima kerajaan. Margulis menjadi bek yang paling penting dari penjabaran lima kingdom. Dia menolak sistem tiga domain diperkenalkan oleh Carl Woese pada tahun 1990, yang mendapatkan penerimaan luas. Dia memperkenalkan penjabaran ditingkatkan dimana semua bentuk kehidupan, termasuk yang gres ditemukan, bisa diintegrasikan ke dalam lima kerajaan klasik. Menurut beliau problem utama, archaea, berada di bawah kerajaan Prokaryotae bersama basil (berbeda dengan sistem tiga domain yang memperlakukan archaea sebagai takson lebih tinggi dari kerajaan, atau sistem enam kerajaan yang memegang bahwa itu yakni sebuah kerajaan yang terpisah) . Konsep nya diberikan secara rinci dalam bukunya Five Kingdoms, ditulis dengan Karlene V. Schwartz. Hal ini terutama alasannya beliau bahwa sistem lima-kingdom bertahan.
Sumber:
- en.wikipedia.org
- id.wikipedia.org
- https://chariz-tyo.blogspot.com//search?q=teori-serial-endosimbiosis-evolusi_13
Related Posts