Nih Sejarah Inovasi Sinar Katoda
(: "Joseph John Thomson - Penemu Elektron")
Awal penemuan
Petir yaitu aliaran muatan listrik di udara bertekanan satu atmosfer. Agar sanggup menembus udara dengan tekanan itu, diharapkan berpengaruh medan listrik yang besarnya 30,000 V/cm. Di dalam tabung bertekanan kurang dari 1 atmosfer, ajaran muatan listrik sanggup terjadi pada berpengaruh medan listrik kurang dari 30.000 V/cm. Tahun 1855, H. Geissler berhasil menemukan teknik penghampaan atau pemvakuman udara, sehingga tekanan dalam tabung menjadi sangat rendah, hingga pada tekanan 0,01% dari tekanan udara normal, yang berarti sama dengan 0,00001 atmosfer. Penemuan Geissler ini sangat mempunyai kegunaan bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.
Penemuan Geissler selanjutnya digunakan oleh Julius Plocker untuk melaksanakan percobaan. Sebuah tabung berisi gas diberi elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda) pada ujung-ujungnya. Jika elektroda-elektroda dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi molekul-molekul gas akan ter-ionkan menjadi muatan positif dan muatan negatif. Peristiwa ini sering dinamakan pelucutan gas (discharge). Adapun instrumen yang digunakan sering disebut tabung lucutan.
Plocker menghampakan tabung lucutan. Kemudian memberi tegangan tinggi pada kedua elektrodanya. Amperemeter dipasang untuk memantau arus. Karena tidak ada gas di dalamnya, maka diharapkan tidak ada arus yang mengalir. Ternyata hasilnya lain, yaitu ada arus. Yang lebih mengherankan lagi, dinding tabung di belakang anoda berpendar mengeluarkan cahaya hijau pucat. Plocker tidak sanggup menjelaskan kedua kejadian itu.
Sifat-sifat sinar kehijauan itu lalu diselidiki oleh Sir William Crookes pada tahun 1875. Ia memakai tabung yang dibelokkan tegak lurus. Sinar kehijauan muncul pada bab tabung yang pribadi berhadapan dengan katoda. Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang keluar dari katoda. Eugene Goldstein menamakannya sinar katoda.
Seytelah dilakukan beberapa percobaan dan penelitian terhadap sinar katoda, hasilnya ditemukan sifat-sifat sinar katoda, yaitu:
- Tidak bergantung pada material/bahan katoda. Sifat ini tidak berubah saat katoda diganti dengan bahan-bahan yang berbeda;
- Merambat lurus. Ketika diberi penghalang, ternyata menghasilkan bayang-bayang dibelakangnya;
- Dapat dibelokkan oleh medan listrik;
- Dapat dibelokkan oleh medan magnet;
- Dapat mengakibatkan terjadinya reaksi kimia, contohnya sanggup mengubah warna garam perak;
- Dapat memendarkan sulfida seng dan barium platina sianida;
- Dapat menghasilkan panas;
- Dapat menghilangkan plat foto
- Dapat menghasilkan sinar X
Karena sanggup dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet, maka sinar katoda merupakan partikel bermuatan listrik, tepatnya bermuatan listrik negatif yang selanjutnya diberi nama elektron.
Tabung Sinar Katoda
Tabung sinar katode (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video, televisi dan oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang digunakan dalam seluruh pesawat televisi hingga selesai kala 20, dan merupakan dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV lainnya.
(: "Penemu Tabung Sunar Katioda - Karl Ferdinand Braun ")
Karl Ferdinand Braun membuat osiloskop tabung sinar katode pertama pada tahun 1897. Teknik ini digunakan oleh sebagian besar peralatan TV dan monitor komputer. Tabung katode masih disebut "tabung Braun" (Braunsche Röhre) di negara penutur bahasa Jerman (dan di Jepang: Buraun-kan).
Sumber:
- Informasiana, "Sejarah Penemuan Sinar Katoda"
- Blog Penemu, "Penemu Tabung Sinar Katoda - Ferdinand Braun"
Related Posts