Nih Ibnu Bajjah (Avempace) - Ilmuwan Andalusia (Spanyol) Yang Menguasai 12 Cabang Ilmu Pengetahuan

 Ibnu Bajjah atau lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash Nih Ibnu Bajjah (Avempace) - Ilmuwan Andalusia (spanyol) yang Menguasai 12 Cabang Ilmu Pengetahuan
Ibnu Bajjah atau lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh at-Tujibi bin Bajjah yaitu seorang astronom, filsuf, musisi, dokter, fisikawan, psikolog, botanis, sastrawan, dan ilmuwan Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace. Ia lahir di Zaragoza, daerah yang sekarang berjulukan Spanyol, dan meninggal di Fez pada 1138.

Ia yaitu penulis terkenal dari Kitab al-Nabat (Kitab Tanaman), sebuah karya Botany terkenal yang mendefinisikan jenis kelam!in Tanaman. Ide-ide filosofis mempunyai dampak yang terang pada Ibnu Rusyd dan Albertus Magnus. Sebagian besar goresan pena dan bukunya tidak lengkap (atau terorganisasi dengan baik) alasannya meninggal di usia muda. Dia mempunyai pengetahuan yang luas perihal kedokteran, Matematika dan Astronomi. Kontribusi utamanya pada Filsafat Islam yaitu idenya pada Jiwa Fenomenologi, yang tidak pernah selesai.

Selain sebagai seorang tokoh filsafat, pada masanya Avempace yaitu seorang yang bahagia musik dan puisi diwan (bahasa Arab: kumpulan puisi) miliknya ditemukan kembali pada tahun 1951.

Meskipun banyak dari karya-karyanya belum ditemukan, namun teori-teorinya perihal astronomi dan fisika yang masing-masing diawetkan oleh Maimonides dan Averroes, mempunyai efek pada astronom dan fisikawan di peradaban Islam dan Renaissance Eropa, termasuk Galileo Galilei.


Biografi

Ibnu Bajjah yaitu anak dari tukang emas yang andal dan dilahirkan di Saragosa, Sepanyol, menjelang tamat kala ke-5 H / ke-11 Masihi.

Sejak usia muda Ibnu Bajjah mengenyam pendidikan di Saragosa, karana saat dia melangkah ke Granada, dia telah menjadi sarjana bahasa dan sastera Arab yang ulung serta menguasai 12 cabang ilmu pengetahuan.

Ibnu Bajjah menjadi terkenal sebagai salah seorang ilmuwan Muslim Arab terbesar dari Spanyol. Bahkan, Ibnu Khaldun mengakui bahawa ilmu dia setanding dengan Ibnu Rusyd di Barat, serta al-Farabi dan Ibnu Sina di Timur.

Menurut Ibnu Khaldun, dia tercatat juga sebagai salah seorang penyair dan dia juga yaitu orang yang bersama dengan Ibnu Thufayl yang melontarkan kritikan terhadap pendapat-pendapat Ptolemaios. Al-Biruni atau Alpetragius yaitu salah seorang muridnya yang kemudiannya terkenal dengan teori “gerak spiral”.

Pada tahun 503 H / 1110 M, saat Saragosa jatuh ke tangan Almoravid, Ibnu Bajjah saat itu berusia 20 tahun, telah memegang jabatan sebagai Wazir kepada Gabenor Berber, Abu Bakr bin Ibrahim as-Sahrawi, yang lebih dikenali dengan nama Ibnu Tifalwit. Beberapa sumber lain juga ada menyebutkan bahwa dia memegang jabatan Wazir bagi Kesultanan Furcia.

Beliau pernah dimasukkan ke dalam penjara selama beberapa bulan karana dituduh sebagai pengkhianat. Pada waktu pembebasannya, dia tidak kembali lagi ke Saragosa, tetapi ke Valencia dan saat itu dikatakan bahawa Ibnu Tifalwit telah meninggal dunia pada tahun 510 H/ 1117 M.

Tidak usang berselang orang-orang Kristian telah menyerang dan berhasil menaklukkan Saragosa pada bulan bulan berkat 512 H / Disember 1118 M. Setelah itu Ibnu Bajjah bersiap untuk kembali ke Sepanyol Barat (Seville). Menurut Ibnu Khaqan, Ibnu Bajjah ditangkap dan dimasukkan lagi ke dalam penjara oleh Almoravid Ibrahim bin Yusuf bin Tashutin.

Setelah bebas atas pemberian kakak Ibnu Rusyd, dia kembali ke Seville. Dari Kota ini dia merantau ke Fez dan meninggal dunia di sana pada bulan bulan berkat 533 H / Mei 1139 M.

Ibnu al-Imam menyatakan bahwa goresan pena Ibnu Bajjah amat terperinci, malah mencakupipemikiran Aristoteles, asas-asas fikiran al-Farabi dalam ilmu logik, serta karya penulisannya merangkumi bidang politik yang berjudul The Conduct of The Solitary (Arab: Tadbir al-Mutawahhid) dan Epistle on The Conjuction.

Dalam ilmu falsafah pula, Ibnu Bajjah menetapkan bahwa insan boleh berhubung dengan kebijaksanaan melalui perantaraan ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi manusia.

Menurutnya lagi, ada perkara di dunia ini yang tidak sanggup dijelaskan dengan logika. Jadi, Ibnu Bajjah mempelajari ilmu-ilmu lain untuk membantunya memahami hal-hal yang berkaitan dengan metafisik. Ilmu sains dan fisik contohnya dipakai oleh Ibnu Bajjah untuk menjelaskan duduk perkara benda dan rupa. Menurut Ibnu Bajjah, benda mustahil wujud tanpa rupa, tetapi rupa tanpa benda mungkin wujud.


Wafat

Avempace atau Ibnu Bâjja meninggal pada tahun 1138 (umur 42-43) di Fes, Maroko.