Nih Sejarah Inovasi Unsur Plutonium

 ialah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang mempunyai lambang Pu dan nomor atom  Nih Sejarah Penemuan Unsur Plutonium
Plutonium ialah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang mempunyai lambang Pu dan nomor atom 94. Ia merupakan unsur radioaktif transuranium yang langka dan merupakan logam aktinida dengan penampilan berwarna putih keperakan. Ketika terpapar dengan udara, ia akan mengusam oleh alasannya ialah pembentukan plutonium(IV) oksida yang menutupi permukaan logam. Unsur ini intinya mempunyai enam alotrop dan empat keadaan oksidasi. Ia bereaksi dengan karbon, halogen, nitrogen, dan silikon. Ketika terpapar dengan kelembaban udara, ia akan membentuk oksida dan hidrida dengan volume 70% lebih besar dan menjadi abu yang sanggup menyala secara spontan. Ia juga merupakan racun radiologis yang sanggup berakumulasi dalam sumsum tulang. Oleh alasannya ialah sifat-sifat menyerupai inilah, proses penanganan plutonium cukup berbahaya, walaupun tingkat toksisitas keseluruhan logam ini kadang kala terlalu dibesar-besarkan.

Istotop terpenting plutonium ialah plutonium-239 yang mempunyai umur paruh 24.100 tahun. Plutonium-239 merupakan fisil, yakni ia sanggup memecah ketika dibombardir oleh neutron termal, melepaskan energi, radiasi gamma, dan neutron yang lebih banyak. Oleh alasannya ialah itu, ia sanggup mempertahankan reaksi rantai nuklir sehabis mencapai massa kritis. Sifat-sifat inilah yang memungkinkan plutonium dipakai sebagai senjata nuklir dan dipakai pada beberapa reaktor nuklir. Isotop paling stabil plutonium ialah plutonium-244, dengan umur paruh sekitar 80 juta tahun. Umur paruh ini cukup panjang untuk sanggup ditemukan secara alami dalam jumlah kecil. Plutonium-238 mempunyai umur paruh 88 tahun dan memancarkan partikel alfa. Ia ialah sumber panas pada generator termolistrik radioisotop (digunakan pada beberapa pesawat antariksa). Plutonium-240 mempunyai laju fisi impulsif yang tinggi sehingga akan meningkatkan tingkat neutron latar pada sampel. Keberadaan Pu-240 akan membatasi potensi daya dan senjata suatu sampel. Ia juga dipakai sebagai titik tolok penentuan tingkat (grade) plutonium: tingkat senjata (< 7%), tingkat materi bakar (7–19%), dan tingkat reaktor (> 19%). Pu-238 sanggup disintesis dengan membombardir uranium-238 dengan deuteron, sedangkan Pu-239 dengan disintesis dengan membombardir uranium-238 dengan neutron.

Unsur 94 pertama kali disintesis oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Glenn T. Seaborg dan Edwin McMillan di Universitas California, Berkeley pada tahun 1940. McMillan kemudian menamai unsur gres tersebut plutonium (atas nama Pluto). Penemuan plutonium kemudian menjadi pecahan penting dalam Proyek Manhattan untuk menyebarkan bom atom selama Perang Dunia II. Uji nuklir pertama, "Trinity" (Juli 1945), dan bom atom kedua ("Fat Man") yang dipakai untuk menghancurkan kota Nagasaki (Agustus 1945) mempunyai inti Pu-239.


Sejarah Penemuan
 ialah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang mempunyai lambang Pu dan nomor atom  Nih Sejarah Penemuan Unsur Plutonium
Glenn Theodore Seaborg 

Pada tahun 1934, Enrico Fermi dan sekelompok ilmuwan Universitas Roma La Sapienza melaporkan bahwa mereka telah menemukan unsur 94. Fermi menyebut unsur ini sebagai hesperium. Namun, sampel yang diduga sebagai unsur 94 ini bahwasanya hanyalah adonan barium, kripton, dan unsur-unsur lainnya. Tetapi hal ini tidak diketahui pada ketika itu alasannya ialah fisi nuklir masih belum ditemukan.

Plutonium (Pu-238) pertama kali diproduksi dan diisolasi pada tanggal 14 Desember 1940 oleh Dr. Glenn T. Seaborg, Edwin M. McMillan, J. W. Kennedy, Z. M. Tatom, dan A. C. Wahl dengan menembakkan uranium dengan deuteron. Unsur ini kemudian berhasil diidentifikasi secara kimiawi pada 23 Februari 1941. Pada percobaan tahun 1940, neptunium-238 berhasil dihasilkan secara eksklusif dengan penghantaman, tetapi ia kemudian meluruh dengan mamancarkan emisi beta dua hari kemudian. Hal ini mengindikasikan terbentuknya unsur 94.

Sebuah laporan ilmiah yang mendokumentasikan inovasi unsur plutonium kemudian dipersiapkan oleh para ilmuwan Universitas California, Berkeley tersebut dan dikirim ke jurnal Physical Review pada Maret 1941. Tetapi laporan tersebut ditarik kembali sebelum publikasi, sehabis ditemukan bahwa isotop unsur gres tersebut (Pu-239) sanggup menjalani fisi nuklir yang sanggup dipakai pada bom atom. Publikasi inovasi unsur tersebut kemudian ditunda setahun sehabis selesai Perang Dunia II oleh alasannya ialah kekhawatiran pada problem keamanan dunia.

Edwin McMillan yang sebelumnya telah menamai unsur transuranium pertama dengan nama neptunium (berasal dari nama planet Neptunus) mengajukan bahwa unsur 94, sebagai unsur transuranium kedua, dinamakan dari planet Pluto. Seaborg pada awalnya mempertimbangkan nama "plutium", namun kemudian merasa bahwa nama tersebut tidak sebagus "plutonium". Pemilihan simbol "Pu" oleh Seaborg pada awalnya hanyalah sebagai lelucon, namun ternyata simbol tersebut kemudian tanpa disadari telah terdaftar ke dalam tabel periodik. Nama-nama alternatif lainnya yang pernah Seaborg dan ilmuwan lainnya pertimbangkan ialah "ultimum" ataupun "extremium" alasannya ialah terdapat iman bahwa mereka telah menemukan unsur terakhir pada tabel periodik.

Sumber: id.wikipedia.org
Related Posts