Nih Nama Nama Penemu Planet

 ialah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar u Nih Nama Nama Penemu Planet
Planet (dari bahasa Yunani Kuno αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berarti "bintang pengelana") ialah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk mempunyai gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk membuat fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" tempat sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal.

Kata planet sudah usang ada dan mempunyai hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban kuno, planet dipandang sebagai sesuatu yang kekal atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, pandangan insan terhadap planet berubah.

Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi resmi yang mendefinisikan planet di Tata Surya. Definisi ini dipuji namun juga dikritik dan masih diperdebatkan oleh sejumlah ilmuwan lantaran tidak meliputi benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 masih dianggap "planet" sesuai definisi modern, sejumlah benda angkasa ibarat Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tidak dipermasalahkan lagi.

Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerakan deferen dan episiklus. Walaupun inspirasi planet mengelilingi Matahari sudah usang diutarakan, gres pada periode ke-17 inspirasi ini terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tidak berbentuk lingkaran, melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di antaranya mempunyai beting es dan demam isu layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak akrab oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain mempunyai gejala vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi.


Merkurius - Orang Sumeria,  milenium ke tiga sebelum masehi

Merkurius (0,4 SA dari Matahari) ialah planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak mempunyai satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang diketahui ialah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi lantaran pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya lantaran semburan angin surya. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa sanggup diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas sehabis terjadi goresan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.

Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari tuhan mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius ialah abstraksi dari kepala Merkurius sang tuhan dengan topi bersayap di atas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon lantaran sebelum periode ke lima sebelum masehi mereka menduga bahwa Merkurius itu ialah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada ketika Matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada ketika Matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya Matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada satelit Yupiter, Ganymede dan satelit Saturnus, Titan.


Venus - Pythagoras, periode ke-6

Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran ibarat bumi (0,815 massa bumi). Dan ibarat bumi, planet ini mempunyai selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan mempunyai kegiatan geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak mempunyai satelit. Venus ialah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah beling yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini kegiatan geologis Venus belum dideteksi, tetapi lantaran planet ini tidak mempunyai medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.

Venus disebut Sukra dalam astrologi Hindu kuno. Hal ini diamati oleh Babel di 1600BC awal dan disebut planet Ishtar, dewi cinta dan kewanitaan.

Venus dikenal sebagai bintang mengembara jauh sebelum inovasi teleskop. Orang barat berpikir Venus ada dua planet yang berbeda pada pagi dan sore. Pythagoras ialah yang pertama untuk mengetahui di periode ke-6 yang merupakan salah satu planet. Dia berpikir bahwa Venus mengorbit di sekitar Bumi. Galileo melihat pada periode ke 17 bahwa Venus mempunyai sifat-sifat ibarat bulan.


Bumi

Bumi (1 SA dari Matahari) ialah planet pecahan dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui mempunyai kegiatan geologi dan satu-satunya planet yang diketahui mempunyai mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair ialah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati mempunyai lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, lantaran dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi mempunyai satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.


Mars

Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini mempunyai atmosfer tipis yang kandungan utamanya ialah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa ibarat Olympus Mons dan lembah retakan ibarat Valles marineris, menerangkan kegiatan geologis yang terus terjadi hingga gres belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.

Penemuan satelit Mars, Phobos dan Deimos, terjadi di 1877 ketika andal astronomi asal Amerika Serikat berjulukan Asaph Hall, Sr. mengidentifikasi sehabis pencarian lama, walaupun keberadaannya pernah di spekulasi sebelumnya.


Yupiter- Astronom Babilonia, periode ke-7 atau ke-8 SM

Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, ialah 2,5 kali massa dari adonan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya ialah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter mengakibatkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai pola pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter mempunyai 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, ibarat gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.

Di sekeliling Yupiter terdapat cincin yang tipis dan magnetosfer yang kuat. Selain itu terdapat paling tidak 67 satelit alami, termasuk empat satelit besar yang disebut satelit-satelit Galileo yang pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610. Satelit terbesar Yupiter, yaitu Ganymede, mempunyai diameter yang lebih besar daripada planet Merkurius.

Pengamatan terhadap Yupiter telah dilakukan oleh astronom-astronom Babilonia dari periode ke-7 atau ke-8 SM. Sejarawan astronomi Cina Xi Zezong telah mengklaim bahwa astronom Cina Gan De telah menemukan satu satelit Yupiter pada tahun 362 SM tanpa menggunakan teleskop. Jika benar, inovasi ini mendahului Galileo selama dua milenium. Dalam karyanya pada periode ke-2 yang berjudul Almagest, astronom Yunani Claudius Ptolemaeus membuat model planet geosentrik menurut deferen dan episiklus untuk menjelaskan pergerakan Yupiter relatif terhadap Bumi, dan memberinya periode orbit selama 4332,38 hari atau 11,86 tahun. Pada tahun 499, matematikawan dan astronom India Aryabhata juga menggunakan model geosentrik untuk memperkirakan periode orbit Yupiter sebesar 4332,2722 hari atau 11,86 tahun.

Pada tahun 1610, Galileo Galilei menemukan empat satelit terbesar Yupiter, yaitu Io, Europa, Ganymede, dan Callisto, yang diduga merupakan pengamatan satelit di luar Bumi pertama dengan menggunakan teleskop. Galileo juga menemukan bahwa Bumi tidak dikelilingi oleh planet-planet dan Matahari. Pendapatnya yang mendukung teori heliosentrisme Copernicus membuatnya terancam diinkuisisi oleh gereja.

Selama tahun 1660-an, Cassini menggunakan teleskop gres untuk menemukan bintik-bintik dan pita-pita berwarna di Yupiter dan menemukan bahwa planet ini berbentuk pepat. Ia juga sanggup memperkirakan periode rotasi planet Yupiter. Lebih lagi, pada tahun 1690, Cassini menyadari bahwa atmosfer Yupiter mengalami rotasi diferensial.

Bintik Merah Besar, yaitu kenampakan berbentuk oval di belahan selatan Yupiter, telah diamati pada tahun 1664 oleh Robert Hooke dan pada tahun 1665 oleh Giovanni Cassini, walaupun hal ini masih diperdebatkan. Heinrich Schwabe sendiri memproduksi gambar yang menawarkan detail Bintik Merah Besar pada tahun 1831.


Saturnus

Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, mempunyai beberapa kesamaan dengan Yupiter, sebagai pola komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus mempunyai 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menerangkan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang mempunyai atmosfer yang cukup berarti.

Saturnus telah diketahui semenjak zaman prasejarah. Pada zaman kuno, planet ini ialah planet terjauh dari 5 planet yang diketahui di tata surya (termasuk Bumi) dan merupakan abjad utama dalam aneka macam mitologi. Pada mitologi Kekaisaran Romawi, Dewa Saturnus, di mana nama Planet ini diambil dari namanya, ialah tuhan pertanian dan panen. Orang Romawi menganggap Saturnus sama dengan Dewa Yunani Kronos. Orang Yunani mengeramatkan planet terluar untuk Kronos, dan orang Romawi mengikutinya.

Cincin Saturnus membutuhkan paling sedikit teleskop dengan diameter 75 mm untuk menemukannya dan cincin tersebut tidak diketahui hingga ditemukan oleh Galileo Galilei tahun 1610. Galileo sempat resah dengan cincin Saturnus dan menduga bahwa Saturnus bertelinga. Christian Huygens menggunakan teleskop dengan perbesaran yang lebih besar dan ia menemukan bahwa cincin itu ialah cincin Saturnus. Huygens juga menemukan satelit dari Saturnus, Titan. Tidak lama, Giovanni Domenico Cassini menemukan 4 satelit lainnya, Iapetus, Rhea, Tethys dan Dione. Pada tahun 1675, Cassini juga menemukan celah yang disebut dengan divisi Cassini.

Tidak ada inovasi lebih lanjut hingga tahun 1789 ketika William Herschel menemukan 2 satelit lagi, Mimas dan Enceladus. satelit Hyperion, yang mempunyai resonansi orbit dengan Titan, ditemukan tahun 1848 oleh tim dari Britania Raya.

Pada tahun 1899, William Henry Pickering menemukan satelit Phoebe. Selama periode ke-20, penelitian terhadap Titan menimbulkan adanya konfirmasi pada tahun 1944 bahwa Titan mempunyai atmosfer yang tebal, di mana Titan menjadi satelit yang unik di antara satelit di Tata Surya lainnya.


Uranus - William Herschel (Kelahiran Jerman-Inggris), 1781

Uranus (19,6 SA) yang mempunyai 14 kali massa bumi, ialah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini mempunyai kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini mempunyai inti yang sangat cuek dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus mempunyai 27 satelit yang diketahui, yang terbesar ialah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.

Uranus telah diamati pada banyak kesempatan sebelum penemuannya sebagai planet, namun ia dianggap secara salah sebagai bintang. Pengamatan yang tercatat paling awal ialah pada tahun 1690 ketika John Flamsteed mengamati planet itu sedikitnya enam kali, mengkatalogkannya sebagai 34 Tauri. Astronom Perancis, Pierre Lemonnier, mengamati Uranus setidaknya dua puluh kali antara tahun 1750 dan 1769, termasuk pada empat malam berturut-turut.

Sir William Herschel mengamati planet itu pada 13 Maret 1781 ketika berada di taman di rumahnya di 19 New King Street di kota Bath, Somerset (sekarang Herschel Museum of Astronomy), namun mulanya melaporkannya (pada 26 April 1781) sebagai sebuah "komet". Herschel "melakukan serangkaian pengamatan terhadap paralaks pada bintang-bintang yang tetap", menggunakan teleskop yang ia desain sendiri.

Dia mencatat dalam jurnalnya "Pada kuartil akrab ζ Tauri … bisa merupakan bintang Nebula atau sebuah komet". Tanggal 17 Maret, ia mencatat, "Aku mencari Komet atau Bintang Nebula itu dan menemukan bahwa ia ialah sebuah Komet, lantaran ia berubah letaknya". Saat ia mempresentasikan penemuannya pada Royal Society, ia terus menegaskan bahwa ia telah menemukan sebuah komet sementara secara implisit membandingkannya pada planet.

Herschel memberitahu Astronomer Royal, Nevil Maskelyne, akan penemuannya dan mendapatkan balasan keheranan ini darinya pada tanggal 23 April: "Aku tidak tahu menyebutnya apa. Mungkin ia planet reguler yang bergerak pada orbit yang hampir melingkar pada Matahari lantaran Komet bergerak pada elips yang sangat eksentrik. Aku belum melihat koma atau ekor apapun padanya".

Sementara Herschel secara hati-hati terus menggambarkan objek gres ini sebagai sebuah komet, para astronom lain sudah mulai menduga secara lain. Astronom Rusia Anders Johan Lexell memperkirakan jaraknya 18 kali jarak Matahari dari Bumi dan belum satu kometpun yang diamati dengan perihelion empat kali jarak Bumi-Matahari. Astronom Berlin Johann Elert Bode mendeskripsikan inovasi Herschel sebagai "bintang bergerak yang sanggup dianggap hingga kini ini objek tak diketahui ibarat planet yang berkeliling di luar orbit Saturnus". Bode menyimpulkan bahwa orbitnya yang hampir berbentuk bulat lebih ibarat sebuah planet daripada komet.

Objek itu dengan segera diterima secara universal sebagai sebuah planet. Tahun 1783, Herschel sendiri mengakui fakta ini kepada eksekutif Royal Society Joseph Banks.

Herschel memutuskan untuk menamai objek itu Georgium Sidus (Bintangnya George), atau "Planet Georgian" untuk menghormati penyokong dirinya yang baru, Raja George III.

Nama yang diusulkan Herschel tidak terkenal di luar Britania dan beberapa alternatif segera diusulkan. Astronom Jérôme Lalande mengusulkan planet itu dinamai Herschel untuk menghormati penemunya. Namun, Bode, menentukan Uranus, versi Latin tuhan langit Yunani, Ouranos. Bode berargumen bahwa ibarat Saturnus yang merupakan ayah dari Jupiter, planet gres itu mesti diberi nama dari nama ayah Saturnus. Pada tahun 1789, kolega Bode dari Royal Academy, Martin Klaproth menamai unsur yang gres ditemukan dengan "uranium" untuk mendukung pilihan Bode. Pada akhirnya, saran Bode menjadi yang paling luas dipakai dan menjadi universal pada 1850 ketika HM Nautical Almanac Office, yang terakhir yang tidak menggunakannya, beralih dari menggunakan Georgium Sidus kepada Uranus.


Neptunus - Le Verrier, 1845–1846

Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, mempunyai 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus mempunyai 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan mempunyai geyser nitrogen cair. Triton ialah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini mempunyai resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Lukisan Galileo menawarkan bahwa ia pertama melihat Neptunus pada tanggal 28 Desember 1612 dan 27 Januari 1613. Pada kedua hari tersebut, Galileo salah menganggap Neptunus sebagai sebuah bintang tetap ketika planet ini muncul sangat dekat—konjungsi—dengan Yupiter pada langit malam; lantaran itu, ia tidak dianggap sebagai penemu Neptunus. Pada masa pengamatan pertamanya bulan Desember 1612, Neptunus bersifat tetap di langit lantaran planet ini gres saja mengalami penghuluan pada hari itu. Gerakan ke belakang ini terbentuk ketika orbit Bumi membawa Bumi melewati planet terluar. Karena Neptunus gres saja memulai siklus penghuluan tahunannya, gerakan planet ini terlalu sulit dilacak menggunakan teleskop kecil Galileo. Pada Juli 2009, fisikawan Universitas Melbourne, David Jamieson mengumumkan adanya bukti gres yang menyatakan bahwa Galileo setidaknya sadar bahwa bintang yang ia amati telah berpindah relatif terhadap bintang tetap.

Tahun 1821, Alexis Bouvard menerbitkan tabel astronomi orbit tetangga Neptunus, yaitu Uranus. Pengamatan selanjutnya menemukan pergeseran dari tabel tersebut, sehingga mendorong Bouvard berhipotesis bahwa suatu benda tak diketahui sedang melaksanakan perturbasi pada orbitnya melalui interaksi gravitasi. Tahun 1843, John Couch Adams mulai mengamati orbit Uranus menggunakan data yang ia miliki. Melalui James Challis, ia meminta Sir George Airy, Astronomer Royal, mengirimkan data tersebut pada Februari 1844. Adams terus melaksanakan pengamatannya pada 1845–1846 dan menghasilkan beberapa asumsi yang berbeda perihal sebuah planet baru, namun tidak menanggapi seruan dari Airy perihal orbit Uranus.

Tahun 1845–1846, Urbain Le Verrier, terlepas dari Adams, menyebarkan penghitungannya sendiri namun juga mengalami kesulitan memunculkan antusiasme rekannya tersebut. Pada Juni 1846, sehabis melihat terbitan asumsi pertama bujur planet karya Le Verrier dan kesamaan dengan asumsi Adams, Airy membujuk Direktur Cambridge Observatory, James Challis untuk mencari planet itu. Challis dengan semangat mengamati langit sepanjang Agustus dan September.

Sementara itu, melalui surat, Le Verrier meminta astronom Observatorium Berlin, Johann Gottfried Galle untuk mencari planet ini menggunakan refraktor observatorium. Heinrich d'Arrest, seorang pelajar di observatorium ini, memberitahu Galle bahwa mereka bisa membandingkan carta langit terkini di wilayah lokasi prediksi Le Verrier dengan keadaan langit ketika itu untuk menemukan karakteristik perpindahan suatu planet, berbeda dengan bintang tetap. Pada sore 23 September 1846 ketika surat Le Verrier diterima, Neptunus ditemukan 1° dari tempat yang diprediksi Le Verrier, dan sekitar 12° dari prediksi Adams. Challis kemudian menyadari bahwa ia telah mengamati planet ini dua kali pada bulan Agustus dan gagal mengidentifikasinya lantaran pendekatannya yang kasual terhadap pengamatan tersebut.

Setelah inovasi tersebut, muncul persaingan yang lebih nasionalis antara Perancis dan Britania Raya mengenai pihak yang pantas menerima penghargaan atas inovasi planet ini. Konsensus internasional memutuskan bahwa Le Verrier dan Adams sama-sama berhak menerima penghargaan. Sejak 1966, Dennis Rawlins mempertanyakan dapat dipercaya klaim Adams perihal inovasi bersama dan duduk kasus ini dievaluasi kembali oleh sejarawan dengan pengembalian dokumen bersejarah "Neptune papers" pada tahun 1998 ke Royal Observatory, Greenwich. Setelah meninjau dokumen tersebut, mereka menyatakan bahwa, "Adams tidak pantas mendapatkan penghargaan bersama Le Verrier atas inovasi Neptunus. Penghargaan ini berhak diberikan kepada orang yang sama-sama berhasil memprediksikan lokasi planet dan meyakinkan para astronom untuk mencarinya."


Penamaan

Sesaat sehabis penemuannya, Neptunus hanya disebut sebagai "planet di luar Uranus" atau "planet Le Verrier". Usulan nama pertama berasal dari Galle, yang mengusulkan Yanus. Di Inggris, Challis mengusulkan Oceanus.

Dengan mengklaim hak pemberian nama temuannya, Le Verrier pribadi mengusulkan nama Neptunus untuk planet ini, sementara secara keliru menyatakan bahwa nama tersebut resmi disetujui oleh Bureau des Longitudes Perancis. Pada bulan Oktober, ia mengusulkan semoga planet ini diberi nama Le Verrier, sesuai nama dirinya, dan ia mendapatkan derma setia dari Direktur Observatorium, François Arago. Usulan ini ditentang di luar Perancis. Almanak Perancis pribadi memperkenalkan kembali nama Herschel untuk Uranus, sesuai nama penemunya Sir William Herschel, dan Leverrier untuk planet gres ini.

Struve membawa nama Neptunus kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Saint Petersburg pada 29 Desember 1846. Neptunus kelak menjadi nama yang disetujui secara internasional. Dalam mitologi Romawi, Neptunus ialah tuhan laut, yang sanggup dikenali dari Poseidon Yunaninya. Permintaan nama mitologi tampaknya mendukung tata nama planet-planet lain, yang semuanya, kecuali Bumi, diberi nama sesuai mitologi Yunani dan Romawi.

Banyak bahasa di dunia ketika ini, bahkan di negara-negara yang tidak mempunyai hubungan pribadi dengan budaya Yunani-Romawi, menggunakan aneka macam varian nama "Neptunus" untuk planet ini; dalam bahasa Cina, Jepang, dan Korea, nama planet ini sanggup diterjemahkan secara harfiah sebagai "bintang raja laut" (海王星), lantaran Neptunus ialah tuhan laut. 

Sumber: https://id.wikipedia.org