Nih Biografi René Descartes - Bapak Filsafat Modern

 argumen ontologis bagi eksistensi Tuhan Nih Biografi René Descartes - Bapak Filsafat Modern
René Descartes
Lahir
31 Maret 1596 La Haye, Perancis 

Meninggal : 
31 Maret 1596 (umur -54) Stockholm, Swedia 

Kebangsaan: 
Perancis Tradisi: Rasionalisme 

Era: 
Filsafat kurun ke-17

Wilayah: 
Filsafat Barat 

Agama: 
Katolik 

Sekolah:
Cartesianisme, rasionalisme,fondasionalisme, pendiri Cartesianisme 

Kepentingan utama: 
Metafisika, epistemologi, matematika

Gagasan penting: 
Cogito ergo sum, metode keraguan, sistem koordinat Cartesian, dualisme Cartesian, argumen ontologis bagi eksistensi Tuhan, mathesis universalis, folium dari Descartes.
René Descartes yaitu seorang filsuf dan matematikawan  Perancis (Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin), dan penulis yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Belanda. Dia dijuluki "Bapak Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern". Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).

Awal 

Rene Descartes lahir  31 Maret 1596 La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ketika ia berusia satu tahun, ibunya Jeanne Brochard meninggal. Ayahnya Joachim yaitu anggota dari Parlement of Brittany di Rennes, Parlemen Inggris dan mempunyai tanah yang cukup luas (borjuis). Ketika ayah Descartes meninggal dan mendapatkan warisan ayahnya, ia menjual tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan pendapatan enam atau tujuh ribu franc per tahun.


Rene bersekolah di Universitas Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang sepertinya telah memperlihatkan dasar-dasar matematika modern. Pada tahun 1612, beliau pergi ke Paris, namun kehidupan sosial di sana beliau anggap membosankan, dan kemudian beliau mengasingkan diri ke kawasan terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama kawasan terpencil itu Faubourg. Teman-temannya menemukan beliau di tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih menyembunyikan diri, ia tetapkan untuk mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617).

Ketika Belanda dalam keadaan damai, beliau tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun. Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (1619). Di Bavaria inilah selama animo hambar 1619-1690, beliau mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode (Russel, 2007:733). Descartes yaitu salah satu pemikir paling penting dan kuat dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang kini kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa kurun ke-17 dan 18.

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa lantaran pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir.

Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:

"Aku berpikir maka saya ada". (Ing: I think, therefore I am) Meski paling dikenal lantaran karya-karya filosofinya, beliau juga telah populer sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang memengaruhi perkembangan kalkulus modern.

Ia juga pernah menulis buku sekitar tahun 1629 yang berjudul Rules for the Direction of the Mind yang memperlihatkan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplet dan sepertinya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun setelah Descartes tiada. Dari tahun 1630 hingga 1634, Descartes memakai metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam wacana anatomi dan fisiologi, beliau melaksanakan penjajakan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang bangkit sendiri menyerupai optik, meteorologi, matematika, dan pelbagai cabang ilmu lainnya.

Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya efek penting terhadap jalan pikiran Eropa: (a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta; (b) sikapnya yang positif terhadap penjajakan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar awal perilaku skeptis; dan (e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

Karya Filsafat

Pengetahuan yang Pasti

Karya filsafat Descrates sanggup dipahami dalam bingkai konteks pedoman pada masanya, yakni adanya kontradiksi antara scholasticism dengan keilmuan gres galilean-copernican. Atas dasar tersebut ia dengan misi filsafatnya berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak sanggup diragukan. Metodenya ialah dengan mencurigai semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga kepingan sanggup diragukan.
  1. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi sanggup diragukan, semisal kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
  2. Fakta umum wacana dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga sanggup diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jikalau kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.
  3. Logika dan Matematika prinsip-prinsip budi dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan bagaimana jikalau ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan delusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak sanggup diragukan. Yang kesudahannya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka saya ada). Baginya eksistensi pikiran insan yaitu sesuatu yang sewenang-wenang dan tidak sanggup diragukan. Sebab meskipun pemikirannya wacana sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan segalanya, tidak sanggup diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.

Pikiran sendiri bagi Descrates ialah suatu benda berpikir yang bersifat mental (res cogitans) bukan bersifat fisik atau material. Dari prinsip awal bahwa pikiran itu eksis Descrates melanjutkan filsafatnya untuk mengambarkan bahwa Tuhan dan benda-benda itu ada.

Ontologi Tuhan dan Benda

Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya mengambarkan bahwa Tuhan ada dan kemudian mengambarkan bahwa benda material ada.
Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa lantaran harus lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia mempunyai suatu gagasan wacana Tuhan yaitu suatu makhluk tepat yang tak terhingga. Gagasan tersebut mustahil muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri sendiri, lantaran kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak tepat dan sanggup diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip lantaran lebih tepat dari akibat. Gagasan wacana Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk tepat yang menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.

Setelah mengambarkan adanya Tuhan, Descrates mengambarkan bahwa benda material itu eksis. Ia menyatakan bahwa Tuhan membuat insan dengan ketidakmampuan untuk mengambarkan bahwa benda material itu sejatinya tidak ada. Bahkan Tuhan membuat insan untuk mempunyai kecenderungan pemahaman bahwa benda material itu eksis. Apabila pemahaman benda material eksis hanya merupakan sebuah matriks kompleks yang menipu pikiran manusia, itu berarti Tuhan yaitu penipu, dan bagi Descrates, penipu ialah ketidaksempurnaan. Padahal Tuhan ialah makhluk yang sempurna, oleh lantaran itu Tuhan mustahil menipu, sehingga benda material itu pastilah ada.

Metafisika

Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas (objek-objek fisik menyerupai meja, kursi, badan manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran insan dan badan fisik manusia. Pembagian ini juga mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan gres yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika, dan sejenisnya.

Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi banyak sekali filsuf lainnya menyerupai Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah bagaimana pikiran dan badan berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya benda hidup selain insan (contoh:hewan) tidak mempunyai pikiran dan jiwa, sehingga hanya dipandang sebagai bentuk material sama halnya menyerupai mesin.

Warisan Matematika
     argumen ontologis bagi eksistensi Tuhan Nih Biografi René Descartes - Bapak Filsafat Modern
  • Salah satu warisan Descartes 'paling abadi yaitu pengembangan wacana Cartesian atau analitik geometri, yang memakai aljabar untuk menggambarkan geometri.
  • Karya Descartes memperlihatkan dasar untuk kalkulus dikembangkan oleh Newton dan Gottfried Leibniz , yang menerapkan kalkulus untuk dilema garis singgung, sehingga memungkinkan evolusi pada cabang matematika modern.
  • Descartes menemukan bentuk awal dari aturan kekekalan mekanik momentum (ukuran gerak suatu objek), dan dibayangkan sebagai yang berkaitan dengan gerak dalam garis lurus, dibandingkan dengan gerakan melingkar sempurna, menyerupai Galileo yang telah melaksanakan banyak sekali persiapan itu.
  • Descartes juga membuat bantuan untuk bidang optik . Dia memperlihatkan dengan memakai konstruksi geometris dan aturan refraksi (juga dikenal sebagai aturan Descartes 'atau lebih umum aturan Snell, yang menemukannya 16 tahun sebelumnya) bahwa radius sudut dari pelangi yaitu 42 derajat (yaitu, sudut subtended di mata di tepi pelangi dan sinar lewat dari matahari melalui sentra pelangi yaitu 42 °).
  • Ia juga secara independen menemukan aturan refleksi.
Kematian

René Descartes meninggal pada 11 Februari 1650 di Stockholm, Swedia. Penyebab kematiannya yaitu pneumonia, tanggapan terbiasa bekerja di tempat tidur hingga tengah hari, Kurangnya tidur bisa mengancam sistem kekebalan tubuhnya. Pada tahun 1991, seorang sarjana Jerman menerbitkan sebuah buku wacana pertanyaan ini.

Di sisi lain, ia mungkin telah dibunuh. Pada 1663, para Paus menempatkan karya-karyanya pada Indeks Buku Terlarang. Jenazahnya dibawa ke Perancis dan dimakamkan di Biara Saint-Germain-des-Pres di Paris. (Wikipedia)