Nih Yum Soemarsono - Penemu Helikopter Asal Indonesia
Yum Soemarsono lahir di Soko, Purworejo pada tanggal 10 April 1916. Beliau ialah anak desa yang mulai tertarik dengan pesawat terbang ketika sering melihat pesawat terbang lalu-lalang di Lapangan Terbang Tidar, Magelang. Walaupun dikenal sebagai perancang helikopter tapi ia tidak banyak mengenyam pendidikan tinggi, ia menekuni dunia helikopter secara mandiri. Helikopter rancangannya pada ketika itu tidak mempunyai bentuk menyerupai helikopter yang dilihat sekarang, namun mempunyai dan menerapkan prinsip kerja helikopter.
Pengetahuan ihwal teknologi, Soemarsono dapatkan dari lembaran stensilan karangan seorang ilmuwan Belanda, Ir. Oyen, tahun 1940 ihwal aerodinamika dan sebuah gambar dari majalah Popular Science bekas pada tahun 1939.
RI-H
Dengan pengetahuan aerodinamika seadanya, Ia dan teman-temannya berhasil merancang helikopter pertama yang diberi nama RI-H pada tahun 1948. Namun helikopter ini tidak sempat diterbangkannya sebab lokasi pembuatannya di Gunung Lawu dibom Belanda pada ketika Revolusi Kemerdekaan Indonesia tanggal 19 Desember 1948.
YSH
Pada tahun 1950, Yum Soemarsono, Soeharto dan Hatmidji berhasil merancang Helikopter kedua yang di beri isyarat YSH, yang merupakan abreviasi dari ketiganya yakni, Yum Soeharto Hatmidji. Helikopter ini berhasil melayang setinggi 10 cm di lapangan Terbang Sekip Yogyakarta. Namun sayangnya YSH mengalami kerusakan akhir jatuh dari truk ketika diangkut ke Lapangan Kalijati, Yogyakarta.
Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 1951 Beliau diberi beasiswa dari Hiller untuk berguru terbang di California, AS. Selain berguru menerbangkan helikopter, Beliau juga mengambil kursus desain helikopter di Stanford University. Di sini Beliau juga menunjukkan kepiawaian perhitungan desain rotor blade-nya, yang cuma berbeda satu inci dari rotor blade rancangan Wayne Wiesner, kepala agen desain Pabrik Hiller.
Seomarcopter
Helikopter ketiganya ia rancang pada tahun 1954 dengan nama Seomarcopter. Helikopter ini berhasil terbang di ketinggian 3 meter sejauh 50 meter dengan mesin berdaya 60 pk. Penerbangan Helikopter ini disaksikan dan diawaki oleh Leonard Parish seorang Instruktur perusahaan Hiller Helicopter, Amerika Serikat. Pada tanggal 10 April 1954, Soermarkopter berhasil terangkat dari permukaan tanah setinggi 1 kaki. Pada tahun 1955 Beliau kembali ke tanah air dengan mengantongi lisensi rating penerbang helikopter hiller, bell, sikorsky, dan Mi-4.
Kepik
Pada bulan Maret 1964 Beliau mengalami kecelakaan ketika menguji coba helikopternya yang ke-empat yang diberi nama Kepik. Kecelakaan ini menjadikan ia kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan asistennya, Dali. Nama kepik sendiri ialah nama donasi Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno.
Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat masih bisa menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang. Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya untuk digunakan pada helikopter Bell 47G dan Bell 47J2A, hadiah dari Solichin GP.
Meski alat ini kemudian diminati oleh pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat, tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini dan sekaligus juga hak patennya. Pada bulan Juni 1990 Beliau diundang ke Paris untuk mendemonstrasikan throttle collective device, lengan buatannya itu untuk menerbangkan helikopter BELL 47-G.
Pada tahun 1963 Soemarsono sempat menjadi pilot helikopter langsung Presiden Soekarno. Dari tahun 1965 hingga tahun 1972 ia bekerja sebagai pilot penyemprot hama tebu dan kelapa. Ketika berhasil memperbaiki dan menerbangkan kembali helikopter Bell 47-J-2A yang kemudian diberi nama Si wallet, nama Yum Soemarsono kembali dikenal publik.
Yum Soemarsono meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1999 di Bandung. Yum Soemarsono, Nurtanio Pringgoadisuryo, Wiweko Soepono dan R.J Salatun, ialah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Nurtanio melaksanakan upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono ialah perintis dibidang helikopter.
Saran untuk dibaca: "Sejarah inovasi helikopter"