Nih Profil Gede Ngurah Wididana (Pak Oles) - Membuatkan Teknologi Em Di Indonesia

 Mengembangkan Teknologi EM di Indonesia Nih Profil Gede Ngurah Wididana (Pak Oles) - Mengembangkan Teknologi EM di IndonesiaGede Ngurah Wididana atau dikenal dengan sebutan Pak Oles yakni seorang pengusaha yang membuat produk Minyak Oles Bokashi, suatu produk dari ekstrak minyak tumbuhan obat yang multi khasiat. Selain itu iapun berhasil menemukan puluhan jenis produk berbahan herbal untuk tujuan kesehatan, kecantikan dan lingkungan.


Biografi

Gede Ngurah Wididana lahir di singaraja tahun 1961. Dia menuntaskan pendidikan s1 tahun 1985 di Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pendidikan S2 diselesaikan di Faculty of Agriculture, University of The Ryuksyus, Japan, pada 1990. Di University of The Ryukyus Pak Oles berguru eksklusif dengan Prof. Dr. Teruo Higa yaitu guru besar penemu Teknologi EM (Effective Microorganisms) yang produknya sanggup diterapkan dalam bidang pertanian, peternakan, lingkungan dan kesehatan.

Selanjutnya pada awal tahun 1990, Gede Ngurah Wididana mendirikan yayasan IKNFS (Indonesian Kyusei Nature Farming Societies) dan yayasan IPSA (Institut Pengembangan Sumber Daya Alam), suatu forum untuk membuatkan pertanian organik di Indonesia. Selanjutnya, atas ijin Prof. Dr. Teruo Higa, Gede Ngurah Wididana membuatkan teknologi EM di Indonesia. Dengan memakai Teknologi EM beberapa produk pupuk organik sanggup dihasilkan, yaitu : EM4, Sarula, Saferto, Ecocity dan Bokashi Kotaku. Pada tahun 1993, Gede Ngurah Wididana mendirikan PT. Songgolangit Persada untuk memasarkan produk pupuk organik.


Penemuan

Pada tahun 1997 Gede ngurah wididana membuat produk Minyak Oles Bokashi, suatu produk dari ekstrak minyak tumbuhan obat yang multi khasiat. Dari hasil penelitiannya, Gede Ngurah Wididana berhasil menemukan puluhan jenis produk berbahan herbal untuk tujuan kesehatan, kecantikan dan lingkungan. Pada tahun 1997, Gede Ngurah Wididana mendirikan PT. Karya Pak Oles Tokcer untuk memasarkan produk hasil temuannya yang dibentuk menurut Teknologi EM.


Teknologi EM (Effective Microorganisms)

Dalam tahun 1980-an, Prof Dr.Teruo Higa dari University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang memperkenalkan konsep EM  atau Effective mikroorganisme (EM) setalah mengadakan penelitian hampir 20 tahun ihwal kehidupan mikroorganisme effective.  Dalam penelitian tersebut, sekelompok mikroorganisme effective yang bermanfaat oleh Prof Dr.Teruo Higa dikembangkan dan dipakai sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menjadikan penyakit dan memperbaiki effisiensi penggunaan materi organik oleh tumbuhan yang lalu disebut dengan Effective Microorganisms yang disingkat EM.

Teknologi EM merupakan bioteknologi yang dikembangkan sejalan dengan prinsip – prinsip pertanian yang berwawasan lingkungan, mengurangi atau menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan memanfaatkan sistem alami untuk meningkatkan produktivitas tanah,  mengurangi biaya produksi serta menghasilkan materi pangan yang tidak tercemar materi kimia.

Alternative gres ini didasarkan pada penggunaan hasil-hasil alami ibarat limbah hasil panen an pupuk kandang. EM (Effective Microorganisms) yang dicampur dengan limbah materi organik sanggup dimasukan kembali ke dalam tanah sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah. EM bertindak sebagai biro pengendali. Secara biologis dengan cara menghambat efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan memfasilitatori dekomposisi senyawa beracun di dalam tanah. Teknologi yang menggambungkan aneka macam mikroorganisme menguntungkan ini sanggup dipakai untuk meningkatkan penganekaragaman biologi tanah, meningkatkan kualitas air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan pertumbuhan tanaman, yang semua ini berarti meningkatkan hasil.

Menurut Matsumoto, Y., (1993) Prinsip-prinsip pertanian alami  yang dijadikan pola dalam pengembangan teknologi EM yakni bahwa teknologi ini harus :
  • Menghasilkan materi makanan yang kondusif dan bergizi untuk peningkatan kesehatan manusia.
  • Secara hemat dan sepiritual bermanfaat bagi petani dan produsen maupun bagi konsumen.
  • Berkelanjutan dan sanggup secara gampang dilakukan oleh setiap orang.
  • Melestarikan lingkungan.
  • Menghasilkan materi makanan berkualitas tinggi yang cukup bagi penduduk dunia yang terus bertambah.
Sumber:
  • http://pakoles.com/
  • http://em4-indonesia.com/teknologi-em-effective-microorganisms-demensi-baru-dalam-pertanian-modern/