Nih Penemui Delman - Charles Theodore Deeleman

 yakni kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua Nih Penemui Delman - Charles Theodore Deeleman
Delman yakni kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak memakai mesin tetapi memakai kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang memakai kuda antara lain yakni kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda.

Nama kendaraan ini berasal dari nama penemunya, yaitu Charles Theodore Deeleman, seorang litografer dan insinyur pada masa Hindia Belanda (Deeleman merupakan mahir irigasi yang mempunyai bengkel besi di pesisir Batavia). Orang Belanda sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama dos-à-dos (punggung pada punggung, arti harfiah bahasa Perancis), yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya saling memunggungi. Istilah dos-à-dos ini lalu oleh penduduk pribumi Batavia disingkat lagi menjadi 'sado'.

Penamaan Delman berasal dari penemunya yakni Ir Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, mahir irigasi yang mempunyai bengkel besi di pesisir Batavia (Jakarta sekarang). Penamaan kendaraan yang sama yakni Sado yang berasal dari Bahasa Perancis dos-à-dos yang berarti saling memunggungi. Istilah lain dalam aneka macam bahasa daerah cukup bermacam-macam yang bahwasanya merujuk pada wujud benda yang sama.


Sejarah penggunaan delman

Berbeda dengan kendaraan lain menyerupai mobil, semenjak awal sampai kini delman semenjak awal dibentuk dengan bentuk yang sama atau tetap, meskipun ada pula yang memakai ban mobil.

Sebagian kusir menyampaikan bahwa penggunaan ban kendaraan beroda empat lebih anggun untuk jalan yang rata dan berkondisi baik atau penggunaan pada jalan raya. Namun, untuk jalan yang kondisinya kurang baik, lebih baik memakai roda delman yang konstruksinya mempunyai jari-jari yang lebih besar. Di beberapa daerah terutama di Nusa Tenggara Barat, dikenal dengan Cidomo yakni abreviasi dari "Cikar-Dokar-Mobil".

Delman kini dipakai lebih pada angkutan lingkungan yang berjarak tempuh pendek atau di pedesaan yang bersifatnya regional antar kampung. Terlebih dikala ini tergusur oleh kehadiran ojek sepeda motor, taksi ataupun angkutan umum bermotor lainnya menyerupai bajaj dan bemo. Meskipun demikian, pada beberapa daerah terutama daerah wisata, Delman diizinkan beroperasi dengan mengikuti hukum kebersihan perkotaan menyerupai penampung kotoran kuda. Untuk tujuan tersebut, Delman diberi nomor menyerupai halnya pada penomoran kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh Pemda Setempat.

Dalam sejarah, tercatat pada masa Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia, Delman dipakai sebagai angkutan antar kota, terutama sebelum kereta api dan kendaraan bermotor lainnya beroperasi di Indonesia. Tercatat pada tahun 1885, Forbes pernah menyewa delman untuk perjalanan dari Bogor menuju Bandung dengan biaya enam belas gulden yang ditempuh selama tiga belas jam perjalanan. (sumber)