Nih Arief Mulyana Djumra - Penemu Pemacu Produktifitas Dan Kualitas Udang Dan Ikan

 Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan Nih Arief Mulyana Djumra - Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan
Arief Mulyana Djumra yakni kimiawan Indonesia, alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya. Beliau merupakan  Penemu yakni Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan.

Melihat tren dalam upaya menggenjot hasil produksi pertanian, Arief Mulyana Djumra prihatin dengan peredaran produk-produk kimia yang dipakai sudah di ambang batas. Menurutnya  kalau dibiarkan, akan berdampak negatif. Terutama untuk keseimbangan lingkungan maupun kesehatan.

Keprihatinannya lalu diwujudkan dengan menciptakan sebuah formulasi. Bentuknya berupa aktivator hayati untuk tambak udang dan ikan. Temuan yang digagas bersama rekan kerjanya ini dinamakan Mikrobial Plus. Yakni, sebuah teknologi berkonsep pengkayaan nutrisi, yang bermanfaat dalam meningkatkan produktifitas dan kualitas tambak.

Aktivator ini yakni hasil penelitian bioteknologi terapan yang memadukan konsep effective microorganism technology dari Jepang dan pengkayaan nutrisi. Adapun mikroba yang dipakai dipilih dari spesies unggul jasad renik tempat tropis tanpa adonan materi kimia dan hasil rekayasa genetika. Inilah yang menjadi jaminan 100% akan kondusif bagi lingkungan. Tentu saja dengan kegunaan utama untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil udang dan ikan.

Jasad renik ini murni dibikin di Indonesia. Pasalnya, negri ini mempunyai cadangan materi yang melimpah ruah, di samping bebas dari unsur rekayasa genetika ibarat yang biasa dipraktikkan negara lain.

Dalam memasyarakatkan produk ini, PT. Era Mandiri Lestari sebagai produsen menunjuk CV. Azka Gemilang. Sasaran yang ditembak yakni lokasi-lokasi yang potensial menghasilkan udang dan ikan.

Lokasi lahan untuk percontohan antara lain di tempat Dipasena (Lampung), Demak (Jawa Tengah) dan Karawang (Jawa Barat). Terbukti, uji coba itu memang terasa “khasiatnya”. Di tempat Cibuaya, Karawang misalnya. Hanya dalam waktu 65 hari, udang dapat mencapai size 30 (artinya 30 ekor  per kilo). Padahal, umumnya membutuhkan sedikitnya 90 hari lebih.

Manfaat lainnya, dapat dipakai untuk mengatasi penyakit klasik udang, yakni stres. “Jangankan sebelum udang mengalami stres, pada waktu stres pun dapat sembuh dengan Mikrobial Plus ini”, terang Arief yang juga Direktur PT. Era Mandiri Lestari berpromosi. Setiap produk, apalagi yang berafiliasi dengan kelangsungan dan kualitas makhluk hidup, niscaya ada dampak sampingnya. Kendati kemungkinannya kecil, pada udang pun demikian. (Sumber: Tabloid Peluang, 15 November 2001) https://www.jaist.ac.jp/ rac/pub/kanigara/id/Home/arief.htm