Nih Debu Musa Jabir Bin Hayyan - Bapak Kimia Modern
Kontribusi terbesar Jabir ialah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia belajar pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia berbagi teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen sanggup direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat bekerjasama dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga sanggup dianggap Jabir telah merintis ditemukannya aturan perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melaksanakan proses-proses tersebut.
Penemuan
Beberapa inovasi Jabir Ibn Hayyan diantaranya adalah: asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir Ibn Hayyan bisa mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat ihwal pemanasan wine akan menimbulkan gas yang gampang terbakar. Hal inilah yang lalu memperlihatkan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:
- “Spirits“ yang menguap saat dipanaskan, ibarat camphor, arsen dan amonium klorida.
- “Metals” ibarat emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
- “Stones” yang sanggup dikonversi menjadi bentuk serbuk.
“The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.” (Jabir Ibn Hayyan)
Pada masa pertengahan, penelitian-penelitian Jabir ihwal Alchemy diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi textbook standar untuk para jago kimia eropa. Beberapa diantaranya ialah Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester – 1144) dan Kitab al-Sab’een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona – 1187). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan dipakai oleh Jabir juga telah menjadi bab dari kosakata ilmiah di dunia internasional, ibarat istilah “Alkali”, dsb.
Jabir ialah seorang filsuf alam yang tinggal sebagian besar di masa ke-8; ia lahir di Tus, Khurasan, di Iran ( Persia ), lalu diperintah oleh Kekhalifahan Umayyah. Jabir dalam sumber-sumber klasik telah berjudul berbeda sebagai al-Azdi al-Barigi atau al-Kufi atau al-Tusi atau al-Sufi. Ada perbedaan pendapat apakah ia ialah seorang Persia dari Khurasan yang lalu pergi ke Kufah atau apakah ia, alasannya ialah beberapa telah menyarankan, asal Suriah dan lalu tinggal di Persia dan Irak. latar belakang etnis-Nya tidak jelas, tetapi kebanyakan sumber acuan mengungkapkan ia sebagai Persia. Dalam beberapa sumber, ia dilaporkan merupakan anak Hayyan al-Azdi, seorang apoteker dari Arab Azd suku yang beremigrasi dari Yaman ke Kufah (sekarang Irak ) selama Khilafah Umayyah. Sementara Henry Corbin percaya Geber sepertinya telah menjadi klien dari 'suku Azd. Jabir menjadi seorang alkemis di istana Khalifah Harun al-Rasyid, ia menulis Kitab al-Zuhra ("The Book of Venus" , pada "seni mulia alkimia"). Hayyan telah mendukung pemberontakan Abbasiyah melawan Bani Umayyah, dan dikirim oleh mereka untuk provinsi Khorasan (sekarang Afghanistan dan Iran) untuk mengumpulkan kontribusi bagi usaha mereka. Dia kesannya ditangkap oleh Bani Umayyah dan dieksekusi. Keluarganya melarikan diri ke Yaman, di mana Jabir dibesarkan dan mempelajari Al-Quran, matematika dan mata pelajaran lain. profesi ayah Jabir mungkin telah memperlihatkan kontribusi besar terhadap minatnya dalam alkimia.
Setelah Abbasiyah berkuasa, Jabir kembali ke Kufah. Dia memulai karirnya dan melaksanakan praktek kedokteran, di bawah proteksi dari wazir (dari keluarga Persia mulia Barmakids ) Khalifah Harun al-Rasyid. Tahun 803, Jabir ditempatkan di bawah tahanan rumah di Kufah, di sana ia tinggal hingga kematiannya.
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Jabir_ibn_Hayyan