Nih Ibnu Miskawaih - Cendekiawan Muslim Jago Kedokteran, Ketuhanan, Dan Agama

Nama lengkapnya yakni Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Maskawaih Nih Ibnu Miskawaih - Cendekiawan Muslim Ahli Kedokteran, ketuhanan, dan agama
Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq,
karya populer milik Ibnu Miskawaih
Nama: Ahmad Ibn Muhammad Miskawaih Razi
Gelar: Ibn Miskawaih
Lahir: 330 H /932 M Ray, Ziyarid Iran
Wafat: 421 H /1030M Isfahan, Kakuyid Iran
Etnis: Persia
Zaman: Zaman Kejayaan Islam
Wilayah aktif: Iran
Minat utama: Sejarah, Teologi, Ilmu Keodkteran, Filsafat Akhlak
Karya yang terkenal: Tadhib al-akhlaq, Al-Fawz al-Asghar, Tajarib al-umam

Ibnu Miskawaih (Nama lengkapnya yakni Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Maskawaih) yakni salah seorang Ilmuwan Iran, cendekiawan Muslim yang berkonsentrasi pada bidang filsafat akhlak.

Ibnu Miskawaih lahir di Iran pada tahun 330 H/932 M. Ibnu Miskawaih melewatkan seluruh masa hidupnya pada masa kekhalifahan Abassiyyah yang berlangsung selama 524 tahun, yaitu dari tahun 132 hingga 654 H /750-1258 M.

Ibnu Miskawaih lebih dikenal sebagai filsuf budbahasa daripada sebagai cendekiawan muslim yang jago dalam bidang kedokteran, ketuhanan, maupun agama. Dia yakni orang yang paling berjasa dalam mengkaji budbahasa secara ilmiah. Bahkan pada masa dinasti Buwaihi, dia diangkat menjadi sekretaris dan pustakawan. Dulu sebelum masuk Islam, Ibnu Miskawaih yakni seorang pemeluk agama Magi, yakni percaya kepada bintang-bintang.


Konsep Pemikiran Ibnu Miskawaih

Gayanya yang menyatukan pemikiran abnormal dengan pemikiran simpel menciptakan pemikirannnya sangat berpengaruh. Terkadang Ibnu Miskawaih hanya menampilkan aspek-aspek kebijakan dari kebudayaan-kebudayaan sebelumnya, terkadang dia hanya menyediakan ulasan simpel perihal tentang masalah-masalah moral yang sulit untuk diuraikan. Filosofinya sangat logis dan menawarkan koherensi serta konsistensi.


Konsep perihal Tuhan

Bagi Ibnu Miskawaih, Tuhan yakni Zat yang terang atau tidak jelas; terang alasannya yakni Tuhan yakni yang haq (benar), sedang tidak terang alasannya yakni kelemahan nalar insan untuk menangkap keberadaan Tuhan serta banyaknya hambatan kebendaan yang menutupinya. Tentu saja ketidaksamaan wujud insan dengan wujud Tuhan menjadi pembatas. Menurutnya, entitas pertama yang memancar dari Tuhan yakni nalar aktif, yaitu tanpa mediator sesuatu pun yang bersifat kekal, sempurna, dan tak berubah.


Konsep perihal Akhlak

Menurut Ibnu Miskawaih, budbahasa yakni keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Karakteristik pemikiran Ibnu Miskawaih dalam pendidikan budbahasa secara umum dimulai dengan pembahasan perihal budbahasa (karakter/watak). Menurutnya tabiat itu ada yang bersifat alami dan ada tabiat yang diperoleh melalui kebiasaan atau latihan. Dia berpikir bahwa kedua tabiat tersebut hakekatnya tidak alami meskipun kita lahir dengan membawa tabiat masing-masing, namun bersama-sama tabiat sanggup diusahakan melalui pendidikan dan pengajaran.


Konsep perihal Manusia

Selanjutnya yakni pemikiran Ibnu Miskawaih perihal manusia. Pemikiran Ibnu Miskawaih perihal insan tidak jauh berbeda dengan para filosof lain. Menurutnya di dalam diri insan terdapat tiga daya, yakni daya nafsu (al-nafs al-bahimiyyat) sebagai daya paling rendah, daya berani (al-nafs al-sabu'iyyat sebagai daya pertengahan, dan daya berpikir (al-nafs al-nathiqah)sebagai daya tertinggi. Dia sering menggabungkan aspek-aspek Plato, Aristoteles, Phytagoras, Galen, dan pemikir lain yang telah dipengaruhi filosofi Yunani. Namun ini bukanlah suatu penjarahan budaya,melainkan perjuangan kreatif memakai pendekatan-pendekatan berbeda ini untuk menjelaskan masalah-masalah penting.


Karya-karya Ibnu Miskawaih

Ia telah menyusun kitab Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq. Kemudian karyanya yang lain yakni Tartib as Sa'adah, buku ini berisi perihal budbahasa dan politik. Ada juga Al Musthafa (syair pilihan), Jawidan Khirad (kumpulan ungkapan bijak), As Syaribah (tentang minuman).

Dalam bidang sejarah, karyanya Tajarib Al-Umam (pengalaman bangsa-bangsa) menjadi contoh sejarah dunia hingga tahun 369 H. Karya-karya Ibnu Miskawaih dalam bidang etika dinilai jauh lebih penting daripada karya-karyanya dalam bidang metafisika. Bukunya Taharat Al A'raq (Purity of Desposition), yang lebih dikenal dengan nama Tahdhib Al Akhlaq ( Cultivation of Morals), menjelaskan perihal jalan untuk meraih kestabilan budbahasa yang tepat dalam sikap yang teratur dan sistematis.


Wafat

Ahmad Ibn Muhammad Miskawaih Razi meninggal tahun 421 H/1030 M. (Sumber: Wikipedia)