Nih Pratiwi Sudarmono - Astronot Wanita Pertama Indonesia

 Saat ini ia menjabat sebagai profesor mikrobiologi di Universitas Indonesia Nih Pratiwi Sudarmono - Astronot Perempuan Pertama Indonesia
Pratiwi Sudarmono
Lahir: 31 Juli 1952 Bandung

Kewarganegaraan: Indonesia

Status: Pensiun

Profesi lain: Ilmuwan

Seleksi: 30 September 1985[1]

Misi: STS-61-H
Pratiwi Pujilestari Sudarmono adalah seorang ilmuwan Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai profesor mikrobiologi di Universitas Indonesia, Jakarta.

Pratiwi Sudarmono mendapatkan gelar Master dari Universitas Indonesia pada 1977, dan Ph.D. dalam bidang Biologi Molekuler dari Universitas Osaka, Jepang pada 1984. Ia lalu memulai karier ilmiahnya sebagai peserta beasiswa WHO untuk meneliti biologi molekuler Salmonella typhi. Sejak 1994 sampai 2000, ia menjabat sebagai ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Medis Universitas Indonesia. Sejak 2001 sampai 2002, ia menjadi peserta Program Sarjana Fulbright New Century.


Misi Wahana Antariksa STS-61-H

Indonesia berencana akan memberangkatkan astronot dalam misi STS-61-H yang memakai pesawat ulang-alik Columbia. STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit komersil Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S.

Palapa B3 merupakan satelit Indonesia. Karena itu pemerintah merasa perlu memberangkatkan astronot sendiri. Rencananya Pratiwi akan menjadi pay load specialist, atau kru yang mengoperasikan satelit Palapa B-3 dalam misi tersebut. Untuk astronot cadangan, ditunjuk Taufik Akbar yang merupakan engineer dari PT Telkom.

Keduanya sudah usang berlatih di bawah bimbingan NASA Amerika Serikat. Pemerintah RI sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk latihan ini. Pratiwi dan Taufik pun sudah siap diterbangkan ke luar angkasa.

Tapi sebuah peristiwa alam terjadi. Pesawat ulang-alik Challengger yang hendak menuaikan misi STS-51-L, meledak sesaat sehabis diluncurkan. Challenger meledak tanggal 28 Januari 1986, hanya 73 detik sehabis diluncurkan. Tujuh kru tewas dalam kejadian ini.

Akibat dari kejadian ini, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. Termasuk Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa B-3 milik Indonesia.

Para astronot dalam misi penerbangan itu pun batal berangkat. Satelit B-3 jadinya diluncurkan dengan roket Delta, tanpa kehadiran astronot dari Indonesia.

Setelah itu tak pernah ada lagi planning Indonesia mengirimkan astronot ke luar angkasa. Pratiwi Sudarmono meneruskan karirnya sebagai ilmuwan, dan Taufik Akbar juga terus berkarir di PT Telkom.

Sumber:
Wikipedia
Merdeka