Nih Ibnu Khaldun - Bapak Pendiri Ilmu Historiografi


 atau yang mempunyai nama orisinil Abdurrahman ibnu Khaldun al Nih Ibnu khaldun - Bapak Pendiri Ilmu HistoriografiIbnu khaldun atau yang mempunyai nama orisinil Abdurrahman ibnu Khaldun al-Magribi al-Hadrami al-Maliki yaitu seorang yang dikenal sebagai sejarawan muslim dan bapak sosiologi Islam. Sebagai jago politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, lantaran pemikiran-pemikirannya perihal teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana.


Awal kehidupan

Ibnu khaldun lahir di Tunisia pada bulan Ramadhan tahun 732 H/1332 M. Keluarga Ibnu Khaldun yaitu para ilmuwan dan pejabat tinggi pemerintahan. Tidak mengherankan jikalau dia telah hafal Al-Qur’an sejak masih kecil, serta mendalami aneka macam bidang ilmu pengetahuan sejak remaja. Ketika berusia 18 tahun, wabah pes menyerang negara-negara Islam, tak terkecuali Tunisia. Akibat wabah pes ini, kedua orang renta Ibnu Khaldun dan sebagian gurunya meninggal. Sedangkan gurunya yang selamat mengungsi ke Maroko. Karena hal itu, maka Ibnu Khaldun tidak sanggup menuntaskan pendidikannya.  Pada usia 20 tahun, dia diminta Sultan menjadi sekertaris. Jabatan sebagai sekertaris Sultan Tunisia selama empat tahun.


Perjalanan hidup

Selama hidupnya, Ibnu Khaldun sering berpindah tempat. Sejak lahir sampai usia 20 tahun, dia hidup di Tunisia. Pada periode ini, Ibnu Khaldun memperoleh aneka macam ijazah ilmiah dari guru-gurunya.

Selanjutnya dia bekerja pada jabatan-jabatan administrasi, selama kurang lebih 25 tahun. Setelah jabatan sebagai sekertaris Sultan Tunisia, jabatan selanjutnya yaitu sebagai anggota majelis ilmu dan sekertaris Sultan Maroko. Kepindahan Ibnu Khaldun ke Maroko ini juga membawa dampak faktual bagi Ibn Khaldun, lantaran dia sanggup melanjutkan pendidikannya yang sempat terhenti.

Pada tahun 1358 M/758 H dikala usia Ibnu Khaldun 26  tahun, dia di tuduh melaksanakan sabotase terhadap Sultan Maroko, sehingga dia dipenjara selama dua tahun di kota Fez. Setelah bebas dari penjara, dia diangkat kembali menjadi sekertaris langsung Sultan. Setelah bekerja selama 12 tahun (752 H-764H) pada lebih dari tiga sultan di Maroko, Ibnu Khaldun berpindah ke Andalusia (Spanyol). Alasan Ibnu Khaldun pindah yaitu kondisi politik yang sudah tidak kondusif, disampi itu Sultan Andalusia meminta pemberian Ibnu Khaldun mengatur negara, terutama sebagai duta besar.

Ibu Khaldun berhasil mengadakan perjanjian perdamaian dengan Raja Castilia, sehingga tercapai korelasi hening antara Granada dengan Castilia. Akan tetapi banyak pejabat yang iri atas keberhasilan Ibnu Khaldun. Menyadari situasi yang tidak menguntungkan, Ibnu Khaldun meninggalkan Andalusia tahun 1376M/776 H menuju Bougie (Bejaya).

Pada periode ini, Ibnu Khaldun berhasil menulis karya fenomenalnya yaitu Mukaddimah (1376 M-1384M/ 776H-784H). Itulah yang disebut sebagai periode Kontemplasi (uzlah)

Setelah ia menulis karyanya, Ibnu Khaldun mengajar dan menjadi hakim. Pada periode ini, Ibnu Khaldun berada di Mesir untuk mengajar di Al-Azhar University dan menjabat sebagai hakim sebanyak 6 kali. Ibnu Khaldun menetap di Mesir sampai selesai hayatnya, yaitu tanggal 25 Ramadhan 808 H / 19 Maret 1406M


Karya Ibnu Khaldun:
  • Mukaddimah, merupakan buku pertama dari kitab  Al-Ibar. Buku pertama ini memuat inti dari kitab Al-Ibar. Mukaddimah ini berisi perihal masyarakat, pemerintahan, kekuasaan, penghidupan, keahlian dan ilmu pengetahuan.
  • Kitab Al-Ibar, yang terdiri atas tiga buku, yaitu Mukaddimah, buku kedua terdiri atas empat jilid (berisi perihal sejarah bangsa Arab dan bangsa Eropa menyerupai Syiria, Persia) dan buku ketiga terdiri atas dua jilid (berisi perihal sejarah bangsa  Zinata dari Afrika Utara).
  • Kitab At-Ta’rif, merupakan outobiografi Ibnu Khaldun.

Muqaddimah (pendahuluan) yaitu satu goresan pena yang sangat menonjol dan popule yang merupakan buku terpenting perihal ilmu sosial dan masih terus dikaji sampai dikala ini.

Bahkan buku ini telah diterjemahkan dalam aneka macam bahasa. Di sini Ibnu Khaldun menganalisis apa yang disebut dengan ‘gejala-gejala sosial’ dengan metoda-metodanya yang masuk nalar yang sanggup kita lihat bahwa ia menguasai dan memahami akan gejala-gejala sosial tersebut. Pada serpihan ke dua dan ke tiga, ia berbicara perihal gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat primitif dengan masyarakat moderen dan bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat.

Bab ke dua dan ke empat berbicara perihal gejala-gejala yang berkaitan dengan cara berkumpulnya insan serta membuktikan efek faktor-faktor dan lingkungan geografis terhadap gejala-gejala ini. Bab ke empat dan ke
lima, membuktikan perihal ekonomi dalam individu, bermasyarakat maupun negara. Sedangkan serpihan ke enam berbicara perihal paedagogik, ilmu dan pengetahuan serta alat-alatnya. Sungguh mengagumkan sekali sebuah karya di periode ke-14 dengan lengkap membuktikan hal ihwal sosiologi, sejarah, ekonomi, ilmu dan pengetahuan. Ia telah menjelaskan terbentuk dan lenyapnya negara-negara dengan teori sejarah.


Pemikiran

Ibnu Khaldun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan tidak meremehkan akan sebuah sejarah. Ia yaitu seorang peneliti yang tak kenal lelah dengan dasar ilmu dan pengetahuan yang luas. Ia selalu memperhatikan akan komunitas-komunitas masyarakat. Selain seorang pejabat penting, ia pun seorang penulis yang produktif. Ia menghargai akan tulisan-tulisannya yang telah ia buat. Bahkan ketidaksempurnaan dalam tulisannya ia lengkapi dan perbaharui dengan memerlukan waktu dan kesabaran. Sehingga karyanya benar-benar berkualitas, yang di pembiasaan oleh situasi dan kondisi.

Karena pemikiran-pemikirannya yang briliyan Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar pendidikan Quran yang diterapkan oleh ayahnya menyebabkan Ibnu Khaldun mengerti perihal Islam, dan ulet mencari ilmu selain ilmu-ilmu keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, ia menjunjung tinggi akan kehebatan Alquran. Sebagaimana dikatakan olehnya, “Ketahuilah bahwa pendidikan Quran termasuk syiar agama yang diterima oleh umat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh kerena itu pendidikan Quran sanggup meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Quran pun patut diutamakan sebelum menyebarkan ilmu-ilmu yang lain.”

Jadi, nilai-nilai spiritual sangat di utamakan sekali dalam kajiannya, disamping mengkaji ilmu-ilmu lainnya. Kehancuran suatu negara, masyarakat, atau pun secara individu sanggup disebabkan oleh lemahnya nilai-nilai spritual. Pendidikan agama sangatlah penting sekali sebagai dasar untuk menyebabkan insan yang beriman dan bertakwa untuk kemaslahatan umat. Itulah kunci keberhasilan
Ibnu Khaldun.


Wafatnya Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun wafat di Kairo Mesir pada dikala bulan suci bulan pahala tepatnya pada tanggal 25 bulan pahala 808 H./19 Maret 1406 M.

Referensi:
- https://chariz-tyo.blogspot.com//search?q=11/ibnu-khaldun-bapak-sejarah-dunia-353852
- http://jacksite.wordpress.com/2007/04/17/biografi-ibnu-khaldun/