Nih Abul Wafa Muhammad Al Buzjani - Ilmuwan Yang Pertama Mengenalkan Secan Dan Cosecan
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al-Buzjani lahir 10 Juni tahun 940 M/328 H di kota kecil berjulukan Buzhgan, (sekarang Torbat-e Jam ) di Khorasan (Sekarang Iran). Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam.
Ia berguru matematika dari pamannya berjulukan Abu Umar al- Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala’ Ibn Karnib.
Masa sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu. Setelah berhasil menuntaskan pendidikan dasar dan menengah, pada usia 19, di tahun 959M Abul Wafa pindah ke Baghdad mengenyam pendidikan dan tinggal di sana selama empat puluh tahun.
Abul Wafa tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam gres yang berkuasa di wilayah Iran. Dinasti yang berjulukan Buwaih itu berkuasa di wilayah Persia — Iran dan Irak ñ pada tahun 945 sampai 1055 M. Kesultanan Buwaih menancapkan benderanya di antara periode peralihan kekuasaan dari Arab ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu bisa menggulingkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada masa kepemimpinan Ahmad Buyeh.
Kontribusi
Di bidang ilmu geometri, Abul Wafa memperlihatkan bantuan signifikan bagi pemecahan soal-soal geometri dengan menggunakan kompas; konstruksi ekuivalen untuk semua bidang, polyhedral umum; konstruksi hexagon setengah sisi dari segitiga sama kaki; konstruksi parabola dari titik dan solusi geometri bagi persamaan.
Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa sampai kini diakui sangat besar kemanfaatannya. Dia yakni yang pertama memperlihatkan adanya teori relatif segitiga parabola. Tak hanya itu, beliau juga membuatkan metode gres ihwal konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan menggunakan delapan desimal. Abul Wafa pun membuatkan kekerabatan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) = 1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2)
Di samping itu, Abul Wafa menciptakan studi khusus menyangkut teori tangen dan tabel penghitungan tangen. Dia memperkenalkan secan dan cosecan untuk pertama kalinya, berhasil mengetahui kekerabatan antara garis-garis trigonometri yang mana berkhasiat untuk memetakannya serta pula meletakkan dasar bagi keberlanjutan studi teori conic.
Abul Wafa bukan cuma andal matematika, namun juga piawai dalam bidang ilmu astronomi. Beberapa tahun dihabiskannya untuk mempelajari perbedaan pergerakan bulan dan menemukan "variasi". Dia pun tercatat sebagai salah satu dari penerjemah bahasa Arab dan komentator karya-karya Yunani.
Karya tulis ilmiah
Banyak buku dan karya ilmiah telah dihasilkannya dan meliputi banyak bidang ilmu. Namun tak banyak karyanya yang tertinggal sampai dikala ini. Sejumlah karyanya hilang, sedang yang masih ada, sudah dimodifikasi.
Kontribusinya dalam bentuk karya ilmiah antara lain dalam bentuk kitab Ilm al-Hisab (Buku Mudah Aritmatika), Al-Kitab Al-Kamil (Buku Lengkap), dan Kitab al-Handsa (Geometri Terapan).
Abul Wafa pun banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal ilmiah Euclid, Diophantus dan al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah hilang. Kendati demikian, sumbangsihnya bagi teori trigonometri amatlah signifikan terutama pengembangan pada rumus tangen, inovasi awal terhadap rumus secan dan cosecan. Maka dari itu, sejumlah besar rumus trigomometri tak bisa dilepaskan dari nama Abul Wafa.
Untuk memantau bintang dari observatorium itu, secara khusus Abul Wafa membangun kuadran dinding. Sayang, observatorium tak bertahan lama. Begitu Sultan Sharaf ad-Dawlah wafat, observatorium itu pun kemudian ditutup. Sederet karya besar telah dihasilkan Abul Wafa selama mendedikasikan dirinya di istana sultan Buwaih.
Beberapa kitab bernilai yang ditulisnya antara lain; Kitab fima Yahtaju Ilaihi al- Kuttab wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab sebuah buku ihwal aritmatika. Dua salinan kitab itu, sayangnya tak lengkap, kini berada di perpustakaan Leiden, Belanda serta Kairo Mesir. Ia juga menulis “Kitab al-Kamil”.
Dalam geometri, ia menulis “Kitab fima Yahtaj Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal al-Handasa”. Buku itu ditulisnya atas ajakan khusus dari Khalifah Baha’ ad Dawla. Salinannya berada di perpustakaan Masjid Aya Sofya, Istanbul. Kitab al-Majesti yakni buku karya Abul Wafa yang paling populer dari semua buku yang ditulisnya. Salinannya yang juga sudah tak lengkap kini tersimpan di Perpustakaan nasional Paris, Prancis.
Sayangnya, risalah yang di buatnya ihwal kritik terha dap anutan Euclid, Diophantus serta Al-Khawarizmi sudah musnah dan hilang. Sungguh peradaban modern berutang kecerdikan kepada Abul Wafa. Hasil penelitian dan karya-karyanya yang ditorehkan dalam sederet kitab memberi dampak yang sangat signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahun, terutama trigonometri dan astronomi.
Wafatnya Abul Wafawafat
Abul Wafawafat pada 15 Juli 998 di kota Baghdad, Irak. Untuk menghormati pengabdian dan dedikasinya dalam membuatkan astronomi namanya pun diabadikan di kawah bulan. Di antara sederet ulama dan ilmuwan Muslim yang dimiliki peradaban Islam, hanya 24 tokoh saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah menerima akreditasi dari Organisasi Astronomi Internasional (IAU). Ke-24 tokoh Muslim itu resmi diakui IAU sebagai nama kawah bulan secara sedikit demi sedikit pada kala ke-20 M, antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abul Wafa.
Kebanyakan, ilmuwan Muslim diadadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat. Abul Wafa yakni salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama asli. Kawah bulan Abul Wafa terletak di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abul Wafa diameternya mencapai 55 km. Kedalaman kawah bulan itu mencapai 2,8 km.
Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di bersahabat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur maritim terdapat kawah bulan yang lebih besar berjulukan King. Begitulah dunia astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya sebagai seorang astronom di kala X.
Abul Wafa menemukan kekerabatan identitas trigonometri berikut ini:
dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak seakan-akan dengan aturan sinus)
Referensi:
http://archive.kaskus.us/thread/3450909/20
en.wikipedia.org