Nih Penemu Mikroskop - Zacharias Janssen
Pada tahun 1590, bersama dengan ayahnya, dia berhasil membuat sebuah mikroskop dengan memakai lensa cembung dan cekung untuk memperbesar tampilan benda-benda yang sangat kecil ukurannya. Mekanisme penyetelan fokus yang pertama untuk mikroskop tersebut dibentuk dan disempurnakan oleh Campini, seorang ilmuwan yang berasal dari Italia, pada tahun 1668.
Bukan saja Zacharias Janssen yang tertarik membuat mikroskop ini, namun temuan mikroskop ketika itu mendorong ilmuan lain, ibarat Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo mengklaim dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini pada tahun 1610.
Mikroskop Galileo
Pada tahun 1609 Galileo menuntaskan pembuatan mikroskopnya dan mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini memakai lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik mempunyai kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya hingga sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer.
Mikroskop Antony Van Leeuwenhoek
Perkembangan mikroskop tidak berhenti di situ saja, seorang berkebangsaan belanda berjulukan Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus membuatkan pembesaran mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek bekerjsama bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi bekerjsama yaitu sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa memakai beling pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Antony Van Leewenhoek memakai mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang sanggup bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang bisa memperbesar 200-300 kali.
Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya binatang yang sangat kecil yang kini dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan banyak sekali hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya yaitu bentuk batang, coccus maupun spiral yang kini dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang kesannya melahirkan ilmu mikrobiologi.